Berdasarkan data dari LPS, NIM perbankan Indonesia berada pada level 4,68%, Indonesia sendiri sebenarnya berada di posisi kedua di antara negara-negara ASEAN lainnya.
Sementara di posisi pertama datang dari Kamboja dengan rata-rata perbankan NIM nya di level 5,34% dan dilanjutkan dengan Filipina di posisi ketiga dengan NIM di level 3,55%.
Negara |
Rata-rata NIM Perbankan |
Kamboja |
5,34% |
Indonesia |
4,68% (2022) |
Filipina |
3,55% |
Vietnam |
3,34% |
Thailand |
2,48% |
Malaysia |
1,95% |
Singapura |
1,20% |
Myanmar |
1,08% |
Laos |
0,77% |
Source: World Bank, Bankscope, Theglobaleconomy (Data diolah)
Sekadar informasi, NIM digunakan untuk mengukur perbedaan antara pendapatan bunga yang diterima bank dan bunga yang dibayarkan ke peminjam, dan dipakai untuk menakar tingkat profitabilitas bank. Secara garis besar, NIM yang berada di level tinggi mengindikasikan laba yang tinggi juga yang akan diterima bank.
Sepanjang 2022 Bank Indonesia (BI) juga mencatatkan kenaikan suku bunga acuan. Pada pertemuan terakhir yang dilangsungkan pada Kamis, 19 Januari 2023, BI kembali menaikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Dengan demikian, maka suku bunga Deposit Facility menjadi 5% dan suku bunga Lending Facility menjadi 6.5%.
(fad/aji)