Logo Bloomberg Technoz

Tuntut Kenaikan Upah, Pekerja di Inggris Lakukan Aksi Mogok

News
15 March 2023 18:45

Warga keluar dari stasiun kereta api London saat aksi mogok pekerja di London, Inggris, Rabu (15/3/2023). (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Warga keluar dari stasiun kereta api London saat aksi mogok pekerja di London, Inggris, Rabu (15/3/2023). (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Sekitar setengah juta pekerja Inggris melakukan aksi mogok pada hari ini. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Sekitar setengah juta pekerja Inggris melakukan aksi mogok pada hari ini. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Aksi mogok tersebut dilakukan jelang pidato Kanselir Raya Jeremy Hunt mengenai anggaran tahunan.  (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Aksi mogok tersebut dilakukan jelang pidato Kanselir Raya Jeremy Hunt mengenai anggaran tahunan. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Kereta bawah tanah ibu kota hampir sepenuhnya ditutup. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Kereta bawah tanah ibu kota hampir sepenuhnya ditutup. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Para pekerja tersebut menuntut kenakan upah. (Carlos Jasso/Bloomberg)

Para pekerja tersebut menuntut kenakan upah. (Carlos Jasso/Bloomberg)

Aksi mogok tersebut berdampak pada menumpuknya penumpang transportasi umum. (Carlos Jasso/Bloomberg)

Aksi mogok tersebut berdampak pada menumpuknya penumpang transportasi umum. (Carlos Jasso/Bloomberg)

Biaya hidup melesat ditambah kenaikan bunga menjadi alasan mereka menuntut kenaikan upah tersebut. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Biaya hidup melesat ditambah kenaikan bunga menjadi alasan mereka menuntut kenaikan upah tersebut. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Warga keluar dari stasiun kereta api London saat aksi mogok pekerja di London, Inggris, Rabu (15/3/2023). (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)
Sekitar setengah juta pekerja Inggris melakukan aksi mogok pada hari ini. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)
Aksi mogok tersebut dilakukan jelang pidato Kanselir Raya Jeremy Hunt mengenai anggaran tahunan.  (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)
Kereta bawah tanah ibu kota hampir sepenuhnya ditutup. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)
Para pekerja tersebut menuntut kenakan upah. (Carlos Jasso/Bloomberg)
Aksi mogok tersebut berdampak pada menumpuknya penumpang transportasi umum. (Carlos Jasso/Bloomberg)
Biaya hidup melesat ditambah kenaikan bunga menjadi alasan mereka menuntut kenaikan upah tersebut. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Eamon Akil Farhat - Bloomberg News

Bloomberg - Sekitar setengah juta pekerja Inggris melakukan aksi mogok pada hari Rabu (15/3/2023). Aksi mogok tersebut dilakukan jelang pidato Kanselir Raya Jeremy Hunt mengenai anggaran tahunan.

Kereta bawah tanah ibu kota hampir sepenuhnya ditutup karena perselisihan mengenai reformasi pensiun dan kondisi kerja, beberapa sekolah tutup, dan rumah sakit menghadapi gangguan. Biaya hidup melesat ditambah kenaikan bunga yang mengerek pengeluaran kebutuhan sehari-hari menjadi berlipat-lipat menjadi alasan mereka menuntut kenaikan upah tersebut

Hunt dan Perdana Menteri Rishi Sunak telah mengatakan bahwa kesepakatan gaji sektor publik yang sangat besar akan memicu inflasi lebih jauh, memperpanjang pukulan ekonomi pada pekerja.

"Kami ingin bekerja dengan serikat untuk menyetujui kenaikan gaji yang adil dan wajar," kata juru bicara Sunak, Jamie Davies, kepada wartawan pada hari Selasa. "Kami ingin duduk bersama dengan serikat," katanya, menambahkan bahwa mogok harus dihentikan sebelum diskusi apa pun dapat dilakukan.

Aksi mogok tersebut mengakibatkan lebih dari setengah orang tua di Inggris terkena dampak sekolah anaknya yang ditutup, menurut Kantor Statistik Nasional.

Hampir 50.000 dokter muda dari serikat British Medical Association dan HCSA akan menyelesaikan tahap terakhir dari mogok selama 72 jam yang telah menambah tekanan pada layanan kesehatan nasional.

Pegawai negeri, yang bergabung untuk pertama kalinya oleh staf di HM Revenue & Customs, melakukan mogok terbesar mereka dengan 133.000 orang berjalan keluar. Penumpang yang bepergian ke bandara di Inggris dapat terkena dampak karena petugas paspor melakukan mogok, meskipun mogok sebelumnya tidak menyebabkan gangguan signifikan.

Meskipun demikian, para menteri berharap akan ada kemajuan setelah serikat kesehatan, termasuk Royal College of Nursing, menunda mogok untuk melanjutkan pembicaraan tentang gaji.

(bbn)