Logam mulia telah menjadi sektor paling diminati di pasar keuangan dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh pembelian yang meningkat oleh bank sentral dan aliran dana ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF). Biaya pinjaman yang lebih rendah juga menjadi faktor pendorong bagi komoditas yang tidak menghasilkan imbal hasil atau non-yielding.
Momentum awal untuk pasar logam mulia pada Senin datang setelah komentar Elon Musk pada akhir pekan yang menyoroti meningkatnya sentimen bullish di sekitar logam tersebut.
Elon Musk menanggapi sebuah tweet tentang pembatasan ekspor China dengan mengatakan di X: “Ini tidak baik. Perak dibutuhkan dalam banyak proses industri.”
Ketegangan di Venezuela dan serangan Washington terhadap target ISIS di Nigeria juga menambah daya tarik logam sebagai aset safe-haven. Dengan persediaan perak mendekati level terendah sepanjang sejarah, ada risiko kekurangan pasokan yang dapat mempengaruhi berbagai sektor.
“Walau tidak ada pemicu jelas untuk penurunan harga perak, tingkat likuiditas yang rendah dan kenaikan harga perak yang parabolik membuatnya rentan terhadap koreksi mendadak. Faktor makro dan likuiditas tetap minim, artinya fluktuasi harga yang tidak teratur di pasar logam bisa menjadi ciri perdagangan hingga sisa tahun 2025,” ucap analis Bloomberg, Adam Linton.
Perkembangan berita global disampaikan bahwa Presiden Donald Trump mengatakan ia telah membuat “kemajuan signifikan” dalam pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengenai kesepakatan damai, tetapi prosesnya mungkin membutuhkan beberapa minggu untuk diselesaikan.
Harga minyak naik setelah pembicaraan yang dipimpin AS gagal mencapai terobosan, dan China berjanji akan mendukung pertumbuhan ekonomi tahun depan. Minyak Brent masih berada di jalur untuk mengalami penurunan bulanan kelima pada Desember, yang akan menjadi rentetan penurunan terpanjang dalam lebih dari dua tahun.
Di tempat lain, Bitcoin sempat mencapai US$90.000 sebelum mengikis kenaikan. Indeks dolar AS stabil. Surat utang AS atau Treasury US menguat di seluruh kurva, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun turun dua basis poin menjadi 4,11%.
Indeks saham global MSCI telah naik lebih dari 20% pada 2025 meskipun melemah pada Senin, menuju kenaikan tahunan ketiga berturut-turut. Tren teknologi artificial intelligence (AI) serta arah suku bunga The Fed dianggap oleh investor sebagai dua faktor paling krusial yang akan menentukan kinerja saham pada 2026.
The Fed dijadwalkan merilis notulen rapat kebijakan Desember pada akhir pekan ini.
“Gambaran yang lebih luas dengan ekonomi AS yang tumbuh kuat, inflasi terkendali, pertumbuhan laba tinggi, dan sinyal bahwa siklus pemotongan suku bunga akan berlanjut pada 2026,” kata David Kruk dari La Financiere de l’Echiquier.
“Pendapat saya saat ini adalah bahwa 2026 akan mirip dengan 2025, jadi saya tidak akan terkejut melihat arus pembelian yang kuat di awal tahun.”
(bbn)




























