Logo Bloomberg Technoz

“Sepuluh juta orang telah melakukan perjalanan dengan angkutan umum selama Nataru 2025/2026. Namun keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Kami terus tekankan kepada para operator untuk meningkatkan pengawasan operasional. Masyarakat juga diimbau untuk selalu mematuhi aturan, mengikuti arahan petugas di lapangan, serta menyesuaikan perjalanan dengan kondisi cuaca,” ujar Ernita di Jakarta, Sabtu (27/12).

Secara rinci, jumlah penumpang angkutan umum selama periode H-7 hingga H+1 Natal terdiri dari pengguna kereta api sebanyak 3.526.380 orang, angkutan penyeberangan 1.731.248 orang, angkutan laut 880.304 orang, angkutan udara 2.460.518 orang, serta angkutan darat berupa bus di Terminal Tipe A dan Tipe B sebanyak 1.519.397 orang.

Selain pergerakan penumpang, Posko Pusat juga mencatat mobilitas kendaraan selama periode tersebut. Dari gerbang tol Jakarta, jumlah kendaraan yang keluar wilayah tercatat sebanyak 1.582.977 unit, sementara kendaraan yang masuk mencapai 1.488.424 unit.

Adapun total kendaraan yang melintas di gerbang tol Jabodetabek selama H-7 hingga H+1 Natal mencapai 4.053.761 unit. Sementara di gerbang tol non-Jabodetabek, pergerakan kendaraan tercatat sebanyak 3.370.029 unit.

Untuk mengantisipasi potensi kepadatan lalu lintas di jalan tol, Kementerian Perhubungan bersama instansi terkait telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) mengenai pengaturan manajemen lalu lintas.

“Untuk mengantisipasi antrean kendaraan akibat kepadatan lalu lintas di jalan tol, sudah diterbitkan Surat Keputusan Bersama yang mengatur tentang manajemen lalu lintas. Pengaturan ini disesuaikan dengan kondisi jalan berdasarkan pertimbangan atau diskresi Korlantas Polri,” jelas Ernita.

Sementara itu, di ruas jalan arteri Jabodetabek, jumlah kendaraan yang keluar tercatat sebanyak 4.768.603 unit dan kendaraan masuk sebanyak 4.292.160 unit. Pada ruas arteri non-Jabodetabek, jumlah kendaraan yang melintas mencapai 4.770.273 unit.

Seiring dengan meningkatnya potensi curah hujan dan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah, Kementerian Perhubungan mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca dan menyesuaikan rencana perjalanan. Koordinasi lintas instansi juga terus dilakukan untuk mengantisipasi potensi gangguan transportasi akibat faktor alam.

“Bagi masyarakat yang sedang bepergian dan berlibur, kami imbau untuk selalu berhati-hati, perbaharui informasi terutama mengenai cuaca dan kepadatan melalui nomor-nomor darurat yang tersedia maupun media sosial, serta selalu patuhi arahan petugas di lapangan,” ujar Ernita.

Kementerian Perhubungan menegaskan bahwa Posko Pusat Angkutan Nataru 2025/2026 beroperasi selama 24 jam mulai 18 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026.

Posko tersebut berfungsi sebagai pusat koordinasi nasional untuk memantau dinamika transportasi serta merespons potensi gangguan secara cepat, dengan melibatkan pemerintah daerah, operator transportasi, aparat penegak hukum, BMKG, Basarnas, dan pemangku kepentingan lainnya.

Untuk mendukung kelancaran perjalanan masyarakat, pemerintah juga menyediakan berbagai layanan informasi dan nomor darurat yang dapat diakses selama masa Angkutan Nataru 2025/2026.

(dhf)

No more pages