Sebelumnya, Wamen ESDM Yuliot Tanjung mengonfirmasi peresmian RDMP di Kilang Balikpapan mundur dari target sebelumnya pada Rabu (12/12/2025) menjadi jadwal yang belum bisa ditetapkan.
Yuliot menjelaskan proyek RDMP Balikpapan masih memerlukan sinkronisasi dan pengujian antarsistem, sebab itu peresmiannya batal digelar pada pekan ini. “Masih perlu sinkronisasi dan pengujian antar sistem di RDMP,” kata Yuliot ketika dimintai konfirmasi Bloomberg Technoz, Senin (15/12/2025).
Yuliot belum dapat memastikan jadwal baru peresmian Kilang Balikpapan tersebut. Dia hanya menyampaikan agenda peresmian akan bergantung pada pengecekan yang dilakukan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).
Nantinya, pengecekan yang dilakukan tersebut akan menentukan apakah RDMP Balikpapan sudah siap untuk diresmikan dan beroperasi komersial atau belum. “Tunggu hasil testing-nya dari Pertamina kapan siapnya,” tegas Yuliot.
Awalnya, Presiden Prabowo Subianto bakal meresmikan langsung RDMP Balikpapan pada 17 Desember 2025. Adapun, jadwal peresmian itu telah mundur dari rencana awal PT Pertamina (Persero) pada 10 November 2025. Saat itu, unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex RDMP Balikpapan baru dioperasikan terbatas.
Di sisi lain, Pjs. Corporate Secretary KPI Milla Suciyani pada kesempatan terpisah sebelumnya sempat mengatakan unit RFCC baru di Kilang Balikpapan ditargetkan dapat mulai beroperasi pada kuartal IV-2025. Unit RFCC yang tengah dipersiapkan beroperasi ini memiliki kapasitas pengolahan hingga 90.000 barel per hari (bph).
Melalui teknologi RFCC, residu minyak mentah dapat ditingkatkan nilai tambahnya dengan diolah menjadi produk bernilai tinggi, sekaligus menghasilkan LPG, gasoline, dan propylene sebagai produk utama.
RFCC Kilang Balikpapan akan menjadi unit RFCC terbesar milik Pertamina, melampaui kapasitas unit serupa di Kilang Cilacap yang telah beroperasi sejak 2015 dengan kapasitas 62.000 bph.
Adapun, kapasitas unit distilasi minyak mentah (CDU) kilang akan ditingkatkan dari 260.000 bph menjadi 360.000 bph, sehingga total kapasitas CDU Indonesia diharapkan meningkat dari 1,17 juta bph menjadi 1,26 juta bph pada akhir 2025.
(wep)






























