Ia juga menyampaikan bahwa perusahaan tidak memiliki kewenangan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut terkait status kewarganegaraan atau paspor individu yang bersangkutan, karena hal tersebut sepenuhnya berada di bawah otoritas instansi pemerintah.
Di tengah mencuatnya isu deportasi tersebut, OLIV memastikan tidak terdapat penghentian maupun pembatasan aktivitas usaha. Seluruh kegiatan operasional, keuangan, dan kepatuhan perseroan disebut tetap berjalan normal tanpa gangguan.
Manajemen OLIV juga menyampaikan telah mengambil sejumlah langkah internal sebagai bagian dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Salah satu langkah tersebut adalah penunjukan pimpinan atau Chairman baru yang saat ini masih dalam proses penyelesaian administrasi dan dokumentasi.
Selain itu, perseroan melakukan penyesuaian struktur manajemen dan operasional serta melaksanakan internal compliance review untuk memperkuat prosedur dan memastikan penerapan tata kelola yang transparan dan akuntabel sesuai dengan ketentuan pasar modal Indonesia.
OLIV menegaskan bahwa seluruh entitas anak tetap beroperasi normal, kontrak dan kerja sama berjalan sebagaimana mestinya, serta sistem pengendalian internal berfungsi tanpa hambatan. Perseroan juga menyatakan memiliki manajemen lokal yang kompeten dan struktur operasional yang solid untuk menjaga keberlangsungan usaha.
Terkait potensi dampak terhadap pergerakan saham, manajemen menyampaikan tidak terdapat informasi material lain yang dapat memengaruhi kelangsungan usaha maupun harga saham OLIV, selain informasi yang telah disampaikan dalam keterbukaan informasi.
Sebagai informasi, An Shaohong merupakan warga negara China yang dalam dua tahun terakhir diketahui menduduki posisi strategis di tiga emiten, yakni PT Green Power Group Tbk. (LABA), PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA), dan PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk. (OLIV). Ia tercatat menjabat sebagai Direktur Utama LABA sejak Juni 2024 serta Komisaris Utama di KRYA dan OLIV pada awal 2025.
(dhf)






























