Pengguna Baru Pintu Futures Tumbuh Saat Pasar Crypto Bergejolak

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar aset kripto sepanjang 2025 bergerak dalam fase yang penuh ketidakpastian. Bitcoin sebagai aset acuan mencerminkan kondisi tersebut, terutama pada kuartal IV-2025 ketika harganya terkoreksi hingga minus 23.7 persen. Fluktuasi tajam ini sempat memicu kehati-hatian di kalangan investor ritel maupun institusional.
Namun di tengah tekanan pasar tersebut, aktivitas pada segmen derivatif justru menunjukkan dinamika yang berbeda. Pintu Futures, produk perdagangan derivatif kripto milik PT Pintu Kemana Saja (PINTU), mencatatkan pertumbuhan pengguna baru yang signifikan. Secara quarter-on-quarter dari kuartal III-2025 ke kuartal IV-2025, jumlah pengguna baru meningkat sebesar 37 persen.
Capaian ini memperlihatkan bahwa volatilitas tidak selalu menjadi hambatan bagi pelaku pasar. Sebaliknya, kondisi harga yang berfluktuasi tajam justru membuka peluang strategi transaksi yang lebih variatif, khususnya melalui instrumen derivatif. Bagi trader berpengalaman, fase koreksi sering kali dimanfaatkan untuk mengatur ulang posisi dan mencari peluang baru.
Head of Product Marketing PINTU, Iskandar Mohammad, menilai bahwa perilaku pengguna tersebut mencerminkan kematangan trader kripto di Indonesia. Menurutnya, pemahaman terhadap mekanisme pasar yang menurun menjadi faktor pendorong meningkatnya minat terhadap produk derivatif.
“Koreksi pasar yang terjadi selama kuartal IV-2025 justru membuka kesempatan bagi trader crypto untuk tetap bertransaksi saat harga turun, yakni menggunakan produk Pintu Futures di mana saat pergerakan pasar melemah, kondisi ini dapat dimanfaatkan dengan memasang posisi short. Kemampuan trader mengambil posisi short, memungkinkan trader tetap aktif menyesuaikan strateginya di berbagai kondisi pasar, dan hal ini tercermin dari pertumbuhan pengguna baru Pintu Futures,” ujar Iskandar.
Dalam konteks perdagangan derivatif kripto, fleksibilitas menjadi daya tarik utama. Melalui Pintu Futures, trader dapat mengambil posisi long maupun short sesuai dengan ekspektasi pergerakan harga aset. Strategi ini memungkinkan partisipasi pasar tetap berjalan, baik saat harga naik maupun turun.
Edukasi mengenai mekanisme tersebut juga terus diperkuat. Pintu Academy, platform edukasi kripto dan blockchain milik PINTU, menjelaskan bahwa posisi long diambil ketika trader memprediksi harga akan naik, sedangkan posisi short digunakan saat memperkirakan harga akan turun. Pemahaman ini menjadi fondasi penting sebelum menggunakan instrumen derivatif yang memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perdagangan spot.
“Untuk mengoptimalkan long atau short position, Pintu Futures dilengkapi dengan berbagai fitur komprehensif yang bisa dimaksimalkan oleh pengguna untuk menyesuaikan strategi trading derivatif crypto, mulai dari advanced order type, adjustable leverage hingga 25x, price protection, hingga Take Profit dan Stop Loss untuk membantu mengelola risiko,” ungkap Iskandar.
Dominasi Derivatif dalam Volume Trading Global
Tren pertumbuhan derivatif kripto tidak hanya terjadi di Indonesia. Secara global, perdagangan derivatif telah menjadi kontributor utama volume transaksi aset digital. Laporan dari ccn.com menyebutkan bahwa lebih dari 90 persen volume trading kripto dunia berasal dari instrumen derivatif.
Data Coingecko per 19 Desember 2025 menguatkan gambaran tersebut. Total volume perdagangan derivatif kripto global tercatat mencapai 760 miliar dolar AS. Pada periode yang sama, volume perdagangan spot berada di kisaran 162 miliar dolar AS. Perbandingan ini menunjukkan pergeseran preferensi trader ke instrumen yang menawarkan fleksibilitas dan potensi imbal hasil lebih besar.
Menurut Iskandar, terdapat beberapa alasan utama di balik dominasi derivatif. Pertama adalah penggunaan leverage yang memungkinkan trader mengontrol posisi lebih besar dibandingkan modal yang dimiliki. Kedua, adanya strategi short yang membuka peluang keuntungan saat harga turun. Ketiga, perdagangan derivatif berlangsung selama 24 jam, memberikan keleluasaan waktu bagi trader di berbagai zona.
“Perdagangan derivatif crypto telah mengubah lanskap trading aset crypto. Pertama, trader bisa menggunakan leverage yang memungkinkan memperbesar posisi yang dipasang melebihi modal. Kedua, trader bisa menggunakan strategi short, yang memungkinkan potensi mendapatkan profit ketika terjadi penurunan harga. Terakhir, perdagangan yang bebas selama 24 jam yang memberikan fleksibilitas bagi trader,” ujar Iskandar.
Meski demikian, perdagangan derivatif tetap menuntut pemahaman risiko yang memadai. Leverage yang tinggi dapat memperbesar potensi keuntungan, namun juga meningkatkan risiko kerugian. Oleh karena itu, manajemen risiko menjadi aspek krusial yang tidak dapat diabaikan oleh pengguna.
Sebagai bagian dari upaya memperluas adopsi sekaligus memberikan pengalaman awal yang terukur, PINTU menghadirkan program promosi khusus. Sepanjang 1 hingga 31 Desember 2025, aplikasi PINTU menggelar promo bertajuk Trading Futures dapat hadiah USDT hingga Rp2 juta. Program ini ditujukan untuk mendorong pengguna mengenal perdagangan derivatif dengan dukungan insentif.
Inisiatif tersebut juga sejalan dengan komitmen PINTU dalam meningkatkan literasi kripto di Indonesia. Edukasi, menurut perusahaan, menjadi kunci agar pengguna tidak hanya tertarik pada potensi keuntungan, tetapi juga memahami risiko dan strategi yang tepat.
“Pertumbuhan pengguna Pintu Futures menunjukkan bahwa trader crypto Indonesia semakin adaptif terhadap dinamika pasar. Untuk itu, kami ingin mendorong trader crypto Indonesia untuk memahami instrumen derivatif secara lebih komprehensif, mulai dari strategi hingga manajemen risiko. Kami percaya bahwa edukasi yang tepat, didukung dengan fitur yang unggul dan mudah digunakan, akan membantu pengguna mengambil keputusan trading yang lebih terukur di tengah volatilitas pasar crypto,” tutup Iskandar.
Dengan meningkatnya partisipasi pada instrumen derivatif, lanskap perdagangan kripto di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang. Volatilitas yang sebelumnya dianggap sebagai ancaman kini mulai dipandang sebagai peluang, selama diimbangi dengan pemahaman dan pengelolaan risiko yang disiplin.

































