Logo Bloomberg Technoz

Perkembangan nilai tukar ringgit juga menjadi sentimen negatif bagi harga CPO. Akhir pekan lalu, mata uang Negeri Harimau Malaya terapresiasi 0,17% terhadap dolar AS.

Sepanjang pekan lalu, ringgit membukukan penguatan 0,5%.

CPO adalah aset yang dibanderol dalam ringgit. Penguatan ringgit akan membuat kontrak CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Perkebunan kelapa sawit di Johor, Malaysia./Bloomberg-Aparna Nori

Analisis Teknikal

Jadi bagaimana proyeksi harga CPO untuk minggu ini? Apakah bisa bangkit berdiri atau malah makin terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO tersangkut di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 38. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun indikator Stochastic RSI sudah mencapai 0. Paling rendah, sudah sangat jenuh jual (oversold).

Untuk perdagangan pekan ini, harga CPO berpeluang naik. Harga pun berpotensi untuk kembali ke level MYR 4.000/ton.

Cermati pivot point di MYR 4.054/ton. Dari sini, harga CPO bisa saja mengetes resisten MYR 4.171/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5.

Target paling optimistis atau resisten terjauh rasanya ada di MYR 4.205/ton.

Namun andai harga CPO malah turun lagi, maja MYR 3.866/ton akan menjadi target support terdekat. Support lanjutan ada di MYR 3.849/ton.

(aji)

No more pages