Dia juga memperkirakan pertumbuhan undisbursed loan akan mengalami moderasi seiring dengan penyesuaian strategi bisnis perbankan.
Meski demikian, sektor perbankan nasional dinilai masih memiliki ruang yang memadai untuk mendukung pembiayaan produktif, dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian terhadap risiko.
"Dengan posisi ini, sektor perbankan nasional dinilai tetap memiliki ruang untuk mendukung pembiayaan produktif, selama disertai dengan pendekatan yang cermat terhadap risiko dan arah kebijakan ekonomi ke depan," jelasnya.
Di sisi lain, OJK melihat pemulihan sejumlah sektor ekonomi serta dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang optimal akan meningkatkan efek ganda terhadap konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha.
Beberapa faktor yang dinilai dapat mendorong pertumbuhan kredit antara lain membaiknya transmisi kebijakan moneter, tren penurunan suku bunga pinjaman, serta percepatan belanja pemerintah dan investasi swasta.
Indikator ekonomi terkini juga menunjukkan perbaikan aktivitas ekonomi. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2025 tercatat berada di level ekspansif sebesar 53,50, meningkat dibandingkan dengan Oktober 2025 yang sebesar 51,20. Kondisi ini menandakan peningkatan aktivitas perekonomian yang berpotensi mendorong permintaan kredit perbankan.
Selain itu, optimisme konsumen juga menguat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2025 tercatat sebesar 124,03, meningkat dari posisi Oktober 2025 yang sebesar 121,22 dan tetap berada di zona optimis.
"OJK secara aktif senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah dan stakeholders lainnya termasuk yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terkait dengan berbagai kebijakan dalam rangka melakukan monitoring dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," pungkasnya.
Pengusaha Tunggu
Pada kesempatan sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan permintaan kredit terindikasi belum kuat dipengaruhi oleh perilaku menunggu dan mengamati atau wait and see dari pelaku usaha, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta penurunan suku bunga kredit yang masih lambat.
"Peran kredit perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi perlu terus ditingkatkan," papar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (17/12/2025).
Berdasarkan data BI, kinerja kredit perbankan pada November 2025 tumbuh 7,74% secara tahunan atau year on year (yoy), hanya naik tipis dibanding pertumbuhan pada bulan sebelumnya, yakni 7,36% yoy.
Menurut Perry, minat penyaluran kredit perbankan umumnya masih baik, tercermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang semakin longgar, kecuali pada segmen kredit konsumsi dan Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) akibat peningkatan risiko kredit pada kedua segmen tersebut.
"Kondisi ini memengaruhi pertumbuhan kredit UMKM November 2025 yang terkontraksi sebesar 0,64% yoy," kata Perry.
Adapun Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit 2025 berada pada batas bawah kisaran 8%—11% yoy dan akan meningkat pada 2026.
(prc/wdh)

























