Kedua anaknya, Aryo P.S. Djojohadikusumo dan S Indrawati Djojohadikusumo masing-masing menjabat sebagai direktur dan komisaris.
Selepas transaksi akuisisi rampung, Nations Natuna Barat bakal memegang 75% PI Blok Duyung. Sementara itu, Conrad lewat West Natuna Exploration Limited memegang 25% PI dengan hak pengendalian proyek.
Di sisi lain, Arsari Group sepakat untuk mendanai seluruh pengembangan Lapangan Mako, Blok Duyung sampai onstream pada kuartal IV-2027.
Total kebutuhan investasi untuk membawa Lapangan Mako beroperasi komersial sekitar US$320 juta. Nantinya, investasi Arsari itu bakal dikembalikan Conrad bertahap menurut bagian PI-nya setelah Lapangan Mako berproduksi.
Soal Blok Duyung
Blok Duyung terletak sekitar 100 kilometer di utara Pulau Matak, Natuna Barat dan sekitar 400 kilometer di timur laut Singapura.
Conrad mendapat kontrak Blok Duyung pada 2007 dengan skema cost recovery dengan luasan awal 4.641 kilometer persegi. Kontrak itu berlaku sampai 16 Januari 2037.
Hanya saja, konsesi blok migas lepas pantai itu susut menjadi 927 kilometer persegi setelah kewajiban penciutan wilayah dan pengerjaan komitmen kerja pasti.
Lewat 10 tahun pasca mendapatkan Blok Duyung, Conrad berhasil menemukan cadangan gas di Lapangan Mako melalui pengeboran sumur eksplorasi Mako South-1 pada 2017.
Pemerintah meneken rencana pengembangan atau plan of development (PoD) Blok Duyung pada 2018. Selang satu tahun, skema bagi hasil lapangan diubah menjadi gross split.
Hanya saja, Condrad belum berhasil membawa Lapangan Mako beroperasi komersial atau onstream sampai saat ini. Selain kendala pendanaan proyek, Conrad lama tidak mendapat kepastian pembeli gas untuk Lapangan Mako.
Di sisi lain, otoritas hulu migas beberapa kali berubah pikiran terkait dengan persetujuan ekspor gas dari lapangan ini ke Sembcorp Gas Pte Ltd. di Singapura.
Selama periode ini, Conrad beberapa kali mesti mengurus revisi rencana pengembangan lapangan serta kontrak jual beli gas Lapangan Mako.
Pada revisi terakhir April 2025, Kementerian ESDM mencabut perjanjian jual beli gas (PJBG) antara Conrad dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan Sembcorp Gas Pte Ltd.
Sebagai gantinya, seluruh pasokan gas dari Lapangan Mako, Blok Duyung bakal dibeli PT PLN Energi Primer Indonesia. Pemerintah ingin gas dari Lapangan Mako dialihkan untuk pembangkit PLN di Batam.
Adapun, Lapangan Mako memiliki sumber daya kontijensi 2C (100%) sebesar 376 billion cubic feet (BCF).
Jangka waktu jual beli gas dengan PLN EPI sampai kontrak Blok Duyung berakhir pada Januari 2037.
Kontrak itu juga bakal mengatur penjualan gas pada tingkat plateau sebesar 111 british thermal unit per day (BBtud), setara dengan 111,9 million standard cubic feet per day (MMscfd).
Rencananya, Conrad bakal mengembangkan Lapangan Mako dari enam sumur pengembangan awal yang dihubungkan dengan mobile offshore production unit (MOPU) sewaan, dengan gas jual dialirkan melalui pipa sepanjang 59 kilometer ke platform KF di PSC Kakap yang bersebelahan.
Selanjutnya, gas akan terhubung ke pipa West Natuna Transport System (WNTS) dan selanjutnya ke pasar domestik melalui pipa cabang ke Pulau Pemping, Kepulauan Riau. Pipa cabang ini bakal dibangun oleh PT PLN Energi Primer Indonesia.
(naw)



























