Namun, gangguan dan intervensi terhadap kedaulatan Indonesia terus berlanjut bahkan setelah pengakuan kemerdekaan.
“Begitu kita membantah kedaulatan, langsung muncul upaya-upaya untuk mengganggu, termasuk pembentukan APRA yang dipimpin Westerling. Ini bukan karangan, ini sejarah,” tegas Prabowo.
Ia menilai, sebagai negara yang mulai besar dan kaya, Indonesia kerap menghadapi tekanan dari pihak luar. Meski demikian, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki niat buruk terhadap negara lain dan hanya ingin fokus membangun kesejahteraan rakyatnya.
Prabowo menekankan bahwa tujuan utama bernegara dan membangun Republik Indonesia adalah menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Ia mengajak semua pihak untuk jujur menilai apakah setelah hampir 80 tahun merdeka, kesejahteraan itu benar-benar telah dirasakan secara merata.
“Tujuan kita merdeka adalah rakyat sejahtera. Setelah 80 tahun, kita harus bertanya, apakah rakyat kita sudah sejahtera? Faktanya, masih banyak rakyat kita yang hidup dalam kondisi yang belum bisa kita katakan sejahtera,” pungkasnya.
(dec/spt)






























