Logo Bloomberg Technoz

Pada saham–saham unggulan LQ45 juga tercatat dalam tren negatif. Adapun saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) ambles mencapai 3,51%, disusul oleh saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) ambles 2,87%, dan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) drop 2,55%.

Rupiah Melemah

Rupiah pada perdagangan siang hari ini melanjutkan trennya di zona pelemahan, hingga menyeret IHSG ke zona merah. Sentimen pasar global yang berbalik kurang menguntungkan pasar negara berkembang, jadi sebab.

Mengacu data Bloomberg, rupiah melemah 0,13% di pasar spot menyentuh Rp16.691/US$. Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, rupiah dibuka melemah Rp16.678/US$.

Rupiah Melemah (Bloomberg)

Kinerja rupiah yang melaju di tren negatif, terjadi ketika dolar AS cenderung melandai di level 98,270, usai melemah tipis 0,06% point–to–point.

Jika nilai rupiah terus melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini, support menarik dicermati pada level Rp16.700/US$ dan selanjutnya Rp16.750/US$ secara potensial menahan rupiah.

Melandainya dolar AS menunjukkan investor yang sedang memasang mode bermain aman. Aset–aset berisiko pun diabaikan, termasuk saham.

Terlebih lagi di AS, Bursa Wall Street finish di zona merah pada penutupan perdagangan dini hari tadi. Imbas preferensi investor terhadap aset-aset yang dinilai lebih aman.

Pelaku pasar tengah mengalihkan perhatian pada sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis minggu ini. Data Non–Farm Payrolls bulan Oktober dan November serta laporan tingkat pengangguran November dijadwalkan rilis pada Selasa. 

Selanjutnya pada Kamis, akan dirilis laporan parsial Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober dan laporan penuh IHK November.

“Kita sudah kembali ke rezim bahwa baik itu buruk dan buruk itu baik. Pemulihan pasar tenaga kerja, yang baik untuk ekonomi, akan menurunkan kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan pada 2026,” sebut Michael Wilson, Strategist Morgan Stanley, mengutip Bloomberg News.

Sembari menunggu kabar dari Amerika, sepertinya investor cenderung bermain aman dengan tidak menempatkan aset-aset di negara berkembang sebagai pilihan utama. Akibatnya, mata uang Asia bergerak variatif dan rupiah melemah bersama sejumlah valuta lainnya.

(fad)

No more pages