Kedua perusahaan China tersebut tunduk pada kontrol ekspor AS yang membatasi akses mereka terhadap teknologi semikonduktor.
Washington memasukkan Huawei dan SMIC ke dalam daftar hitam, dengan alasan bahwa mereka merupakan ancaman bagi keamanan nasional karena hubungan mereka dengan lembaga militer China.
Teknologi produksi yang lebih mutakhir membuat produsen cip mampu memproduksi komponen yang lebih murah dan lebih bertenaga. Di bidang ini, perusahaan China menghadapi hambatan. Pemasok seperti Applied Materials Inc dan ASML Holding NV dilarang menjual mesin terbaik mereka kepada perusahaan-perusahaan China.
Namun, TechInsights menilai pencapaian SMIC belum mampu menyaingi kemampuan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co dan Samsung Electronics Co.
Mereka juga kemungkinan besar mengalami tingkat produksi yang rendah—jumlah cip yang baik per siklus produksi—dan biaya produksi yang mahal.
Perusahaan yang berbasis di Shanghai ini menggunakan pembaruan metode produksi 7-nanometer—yang disebut "N+3"—untuk memproduksi cip Huawei, dibandingkan dengan teknologi 5-nanometer yang lebih canggih dari para pesaingnya.
"Secara absolut, N+3 masih jauh lebih kecil skalanya dibandingkan proses 5-nm industri dari TSMC dan Samsung," tandasnya.
(bbn)

































