Dalam wawancara dengan Politico yang diterbitkan Selasa, Trump sendiri mengatakan bahwa penurunan biaya pinjaman secara cepat akan menjadi ujian lakmus bagi orang yang dia pilih untuk memimpin The Fed.
Tuduhan Politis
Saat ditanya apakah loyalitasnya, jika dia memimpin The Fed, akan pada Trump atau pada analisis ekonominya yang independen, Hassett mengatakan dia akan berpegang teguh pada "pandangan saya, yang menurut saya presiden percayai."
Pernyataan tersebut menyusul ucapan Hassett pada Senin, ketika dia mengatakan bahwa akan "tidak bertanggung jawab" untuk menyusun rencana suku bunga selama enam bulan ke depan.
"Tugas Gubenur The Fed adalah memantau data dan menyesuaikan, serta menjelaskan mengapa mereka melakukan yang mereka lakukan," kata Hassett saat tampil di CNBC pada Senin. "Jadi, mengatakan, 'saya akan melakukan ini dalam enam bulan ke depan' sungguh tidak bertanggung jawab."
Pada Selasa, Hassett kembali mengkritik The Fed atas beberapa pilihan kebijakannya dalam beberapa tahun terakhir, menuduh bank sentral tersebut bertindak secara politis.
Hubungan Powell
"Saya pikir tugas terpenting yang dimiliki Gubernur The Fed adalah mengamati data ekonomi dan menghindari keterlibatan dalam politik," ujarnya.
Pada saat yang sama, dia mengaku memiliki hubungan yang "sangat kuat" dengan Gubenur The Fed Jerome Powell, yang masa jabatannya sebagai kepala bank sentral AS akan berakhir pada Mei.
Hassett mengklaim dia "hampir rutin" bertemu dengan Powell dalam kapasitas perannya saat ini, setelah sebelumnya mengadakan pertemuan bulanan saat Powell menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Ekonomi (CEA) pada periode pertama pemerintahan Trump.
Gubernur The Fed yang dipilih Trump diperkirakan akan mengisi posisi di dewan The Fed yang saat ini dipegang oleh Stephen Miran, yang sedang mengambil cuti sebagai Ketua CEA. Jika calon tersebut mengambil posisi gubernur saat dibuka pada Januari, akan ada beberapa bulan di mana orang tersebut akan bertugas di bawah Powell sebagai gubernur yang masa jabatannya akan berakhir.
Pada Selasa, Hassett kembali mengemukakan argumennya tentang perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang memberi The Fed kesempatan untuk menetapkan kebijakan seperti yang dilakukan mantan Gubernur The Fed Alan Greenspan saat kemajuan teknologi era 1990-an.
Karena ekspektasi peningkatan produktivitas akan mengimbangi inflasi, kata Hassett, Greenspan tidak mendorong kenaikan suku bunga pada saat itu meski tingkat pengangguran rendah.
"Saat ini, AI adalah isu yang lebih besar, dalam hal produktivitas, daripada komputer, sehingga inilah saatnya The Fed memiliki kesempatan untuk melakukan apa yang dilakukan Greenspan," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa, dengan pertumbuhan produktivitas dan investasi modal yang diantisipasi, potensi laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dapat mencapai "jauh di atas" 3% dan bahkan mungkin di atas 4%.
"Ada banyak ruang untuk melakukan sesuatu seperti menurunkan suku bunga, yang akan meningkatkan penawaran dan permintaan agregat," tukasnya.
(bbn)

































