Logo Bloomberg Technoz

Uji produksi sumur telah dilakukan di salah satu reservoir, dengan aliran gas mencapai 31 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan sekitar 700 barel minyak per hari (bopd) kondensat.

Berdasarkan hasil uji produksi, Eni mengklaim sumur tersebut diperkirakan memiliki potensi produksi gas multi-reservoir hingga 80 MMscfd dan sekitar 1.600 bopd kondensat.

“Penemuan Konta terletak dekat dengan fasilitas yang sudah ada dan berdekatan dengan penemuan-penemuan sebelumnya, memberikan sinergi signifikan untuk pengembangan; opsi untuk pengembangan cepat sudah dalam tahap studi,” kata manajemen Eni.

Ladang Gas Ashkelon, Israel. (Dok: Bloomberg)

Eni meyakini penemuan tersebut menjadi pertanda untuk melanjutkan pengeboran sumur eksplorasi pada empat sumur tambahan pada 2026 di Cekungan Kutai.

“Penemuan ini mengonfirmasi efektivitas strategi eksplorasi dekat lapangan Eni di Cekungan Kutai, yang bertujuan untuk menciptakan nilai melalui pengetahuan mendalam tentang formasi geologis dan penerapan teknologi geofisika canggih,” ungkap Eni.

Adapun, Konta-1 dioperasikan oleh Eni dengan kepemilikan 88,334%, sementara Saka Energi memegang sisa 11,666%.

Eni menambahkan, blok migas Muara Bakau tersebut merupakan bagian dari 14 blok milik Eni di Indonesia yang akan dikelola oleh perusahaan patungan Eni dan Petronas.

Kongsi Petronas

Sebelumnya, Eni bersama dengan Petronas resmi membentuk usaha patungan dengan kepemilikan saham sama besar, lewat penggabungan aset hulu migas di Indonesia dan Malaysia.

Penandatanganan pembentukan usaha patungan itu dilakukan oleh Chief Operating Officer Global Natural Resources serta General Manager Eni, Guido Brusco dan Chief Executive Officer of Upstream Petronas, Mohd Jukris Abdul Wahab di sela agenda ADIPEC.

Seremoni penandatanganan perjanjian kedua raksasa migas itu disaksikan oleh CEO Eni Claudio Descalzi dan Presiden dan Group Chief Executive Officer Petronas Tan Sri Tengku Muhammad Taufik.

“Kami bergabung dengan Petronas untuk mengelola aset di Indonesia dan Malaysia, menciptakan sinergi dari sisi aset, keahlian, dan kapabilitas finansial,” kata CEO Eni Claudio Descalzi lewat keterangan resmi, medio November.

Descalzi menargetkan usaha patungan itu dapat mengoptimalkan aset Eni di Cekungan Kutai serta portofolio Petronas di Malaysia dengan produksi lebih dari 500.000 barel setara minyak per hari dalam jangka menengah.

“Kesempatan ini akan menciptakan nilai luar biasa bagi Eni, Petronas, Indonesia, dan Malaysia  didukung oleh kemampuan eksplorasi unggul dan rekam jejak kami dalam mengeksekusi proyek secara disiplin dan cepat,” kata dia.

Pembentukan usaha patungan itu merupakan tindaklanjut dari Framework Agreement yang telah ditandatangani kedua perusahaan pada 17 Juni 2025. Usaha patungan itu bakal mengelola 14 aset di Indonesia dan lima aset lainnya di Malaysia.

Usaha patungan itu nantinya bakal beroperasi sebagai entitas mandiri secara finansial, dengan rencana investasi lebih dari US$15 miliar dalam lima tahun mendatang.

Dana itu bakal digunakan untuk mengembangkan sedikitnya delapan proyek baru serta pengeboran 15 sumur eksplorasi, dengan target mengembangkan sekitar 3 miliar barel setara minyak (boe) dari cadangan yang telah ditemukan.

Selain itu, usaha patungan itu juga membuka potensi eksplorasi baru hingga sekitar 10 miliar barel setara minyak.

Perusahaan baru ini akan mengintegrasikan portofolio gas yang signifikan di Malaysia dan Indonesia, dengan basis produksi awal lebih dari 300.000 barel setara minyak per hari dan berencana meningkatkanya menjadi lebih dari 500.000 barel setara minyak per hari untuk jangka menengah.

Setelah penandatanganan, Eni dan Petronas akan bekerja untuk memperoleh seluruh persetujuan regulasi, pemerintah, dan mitra yang diperlukan di Malaysia maupun Indonesia. Eni memperkirakan kesepakatan ini akan dituntaskan pada 2026 setelah seluruh proses perizinan selesai.

(azr/naw)

No more pages