“Tembaga akan diuntungkan oleh dukungan kebijakan untuk peningkatan jaringan listrik dan komputasi. Momentum harganya masih sangat bullish,” ujarnya.
Data perdagangan China turut memberikan dorongan, dengan ekspor kembali tumbuh bulan lalu, melampaui perkiraan dan membawa surplus perdagangan negara itu menembus US$1 triliun untuk pertama kalinya dalam satu tahun.
Tembaga, logam penting bagi elektrifikasi dan transisi energi, telah naik lebih dari 30% di London Metal Exchange sepanjang tahun ini.
Lonjakan permintaan baru dari pusat data dan kendaraan listrik bertabrakan dengan pasokan global yang ketat, di mana kapasitas peleburan tumbuh lebih cepat daripada pasokan tambang.
Sejumlah gangguan operasi tambang juga memperburuk kelangkaan bahan baku.
Reli harga makin cepat dalam beberapa pekan terakhir akibat kekhawatiran keluarnya pasokan ke AS, menyusul ekspektasi bahwa Presiden Donald Trump akan memberlakukan tarif impor tahun depan.
Kondisi ini memperketat persediaan dan mendorong premi di berbagai negara ke rekor tertinggi, serta membuat harga futures di New York melonjak di atas kontrak di LME.
(bbn)
































