“Meningkatkan standar layanan dari end-to-end ini adalah suatu komitmen direksi kami, yang mana kita akan lakukan secara bertahap, tapi ini menjadi suatu area yang menjadi quick win kami,” ujarnya.
Sementara untuk transformasi operasional, dia menuturkan langkah tersebut dilakukan dengan cara efisiensi baik dari sisi biaya maupun proses bisnis. Meski demikian efisiensi dipastikan tidak akan mengurangi kualitas dan aspek keselamatan.
Adapun terkait transformasi digital, Thomas menyebut nantinya hal tersebut tidak hanya mencakup aspek teknologi melainkan bagaimana teknologi tersebut bisa membantu Garuda Indonesia Group untuk melakukan eksekusi langkah bisnis.
“Ini mencakup bagaimana kita memberikan kapabilitas teknologi, otomatisasi, dan sebuah data driven decision making yang bisa meningkatkan akurasi kecepatan dan ketepatan eksekusi kami. Jadi ini yang akan kita lakukan di dalam program transformasi kami di Garuda,” ungkapnya.
Thomas juga menjelaskan bahwa Garuda Indonesia Group sudah menetapkan 11 quick wins yang dijadikan akselerator di tahun ini, namun nantinya akan diteruskan setelah tahun berakhir.
Adapun 11 quick wins tersebut mencakup rasionalisasi jaringan rute, peningkatan jumlah armada, optimalisasi pendapatan tambahan, peningkatan platform loyalitas, pembentukan aliansi strategis, peningkatan monetisasi kargi, keunggulan manajemen pendapatan, sinergi struktur organisasi, digitalisasi operasional, peningkatan customer journey, dan peningkatan tata kelola biaya.
“Rangkaian quick wins ini menjadi wujud komitmen Garuda Indonesia Group, bukan hanya sebagai rencana strategis saja di atas kertas, tetapi serangkaian langkah nyata yang mana saya minta bisa dimonitor juga ke depannya,” ujarnya.
(ain)
































