Fenomena ini menunjukkan bahwa untuk lebih dari separuh populasi AS, perjalanan mereka menuju informasi diawali dan seringkali diakhiri di dalam ekosistem platform-platform tersebut, bukan melalui pencarian langsung ke portal berita.
Bukti terbesar bahwa pengguna kini cenderung mengkonsumsi konten di dalam platform (bukan sekadar mengklik tautan ke portal berita) terlihat dari angka loyalitas pengguna.
Platform yang paling cepat menarik loyalitas adalah TikTok. Lebih dari separuh pengguna TikTok, yakni 55%, mengatakan mereka rutin mendapatkan berita di situs tersebut per tahun 2025. Angka ini melonjak tajam dari hanya 22% pada tahun 2020, menunjukkan bahwa algoritma dan format konten visual TikTok telah berhasil memposisikan diri sebagai sumber informasi yang mandiri.
Loyalitas pengguna yang tinggi ini juga terlihat di platform lain seperti X (sebelumnya Twitter) dan Truth Social, di mana lebih dari 55% penggunanya rutin mendapatkan berita di sana, meskipun jangkauan audiens mereka secara keseluruhan masih kecil.
Pergeseran ini menimbulkan konsekuensi besar bagi model bisnis media tradisional, yang kini harus bersaing keras untuk menarik kembali lalu lintas langsung yang telah dialihkan ke dalam feed media sosial.
Secara demografis, tren ini didorong oleh anak muda, dimana ada kecenderungan mereka menjadi konsumen berita rutin di platform baru seperti TikTok, Instagram, Reddit, dan X. Selanjutnya, ditemukan fakta bahwa perempuan lebih memilih sumber visual macam Facebook, Instagram, TikTok), sementara laki-laki dominan di kanal video dan diskusi, contohnya di YouTube, X, Reddit.
Pola konsumsi yang semakin terspesialisasi ini memaksa publlisher berita untuk berinvestasi lebih besar dalam strategi konten short-form dan distribusi yang disesuaikan dengan feed unik setiap platform, alih-alih mengandalkan traffic organik ke portal utama mereka.
(fik/wep)

































