Sebulan sebelumnya, defisit perdagangan melebar karena perusahaan-perusahaan bergegas mengimpor barang dan material menjelang apa yang disebut tarif timbal balik yang pertama kali diumumkan pada April. Tarif tersebut sempat ditangguhkan selama beberapa bulan karena beberapa negara berusaha mencapai kesepakatan dengan AS, yang banyak di antaranya akhirnya mulai berlaku pada Agustus.
Fluktuasi besar dalam data perdagangan bulanan tahun ini juga memicu volatilitas serupa dalam ukuran aktivitas ekonomi pemerintah — produk domestik bruto (PDB). Sebelum data Agustus dirilis, proyeksi GDPNow Federal Reserve Bank of Atlanta memperkirakan ekspor bersih menyumbang 0,57 poin persentase terhadap PDB kuartal ketiga.
Secara terpisah, Biro Sensus mengumumkan pada Rabu bahwa laporan penjualan ritel September akan dirilis pada 25 November, dan data pesanan barang tahan lama untuk bulan yang sama akan dirilis pada 26 November.
Impor Emas
Penurunan impor dipimpin oleh anjloknya pengiriman emas non-moneter yang masuk, kata lembaga tersebut. Penurunan itu mencerminkan lonjakan besar tarif terhadap Swiss, salah satu pengekspor emas terbesar. Defisit AS dengan Swiss menyempit secara signifikan pada Agustus. Kedua negara kini telah mencapai kesepakatan untuk menurunkan bea masuk.
Impor AS atas barang modal, termasuk aksesori komputer dan peralatan komunikasi, juga turun pada Agustus.
Secara disesuaikan dengan inflasi, defisit perdagangan barang menyempit menjadi US$83,7 miliar pada Agustus, yang merupakan level terkecil sejak akhir 2023.
Laporan Agustus menunjukkan defisit perdagangan barang dengan China melebar ke level terbesar sejak April, sementara defisit dengan Meksiko sedikit menyempit. Kesenjangan dengan Kanada berkurang.
(bbn)




























