Perpindahan alokasi yang stabil dari mereka membantu mendefinisikan ulang aset ini sebagai diversifikasi portofolio — lindung nilai terhadap inflasi, devaluasi moneter, dan kekacauan politik. Namun, narasi tersebut — yang selalu rapuh — kini mulai retak kembali, meninggalkan pasar rentan terhadap sesuatu yang lebih tenang namun tak kalah mengganggu: penarikan diri.
Markus Thielen, CEO 10X Research dan mantan manajer portofolio di Millennium Management LLC, melihat ragam sinyal keletihan yang semakin meningkat. Beberapa investor profesional, menurutnya, mulai kehilangan kesabaran setelah kenaikan Bitcoin yang mengecewakan sebesar 10% tahun ini, jauh di bawah kinerja emas atau saham teknologi.
Dan jika harga mulai turun lagi, menurut Thielen, penasihat risiko kemungkinan akan menyarankan klien institusional untuk mengurangi posisi mereka hingga akhir tahun.
“Pada suatu titik, manajer risiko mungkin akan intervensi dan mengatakan, ‘Anda perlu menghilangkan atau mengurangi posisi Anda’,” kata dia. “Ada risiko Bitcoin akan terus berkinerja buruk karena orang perlu menyeimbangkan kembali portofolio mereka. Anda mungkin perlu membeli lebih banyak Nvidia saat mengirimkan laporan kepada investor.”
Bitcoin diperdagangkan lebih rendah pada Rabu waktu Amerika Serikat (AS) selama jam perdagangan New York, di bawah US$102.000.
Pada Kamis (13/11/2025) pagi waktu Indonesia BTC melemah 1,1% dalam 24 jam perdagangan terakhir dan beredar pada kisaran US$102.274. Dalam satu bulan terakhir Bitcoin masih turun 10,7%, dilansir dari CoinGecko.
Dalam sebulan terakhir, ETF Bitcoin spot telah melepas sekitar US$2,8 miliar, menurut data Bloomberg. Jika momentum harga melambat lebih lanjut, miliaran dolar AS lagi dapat dicairkan sebelum pertemuan Federal Reserve pada Desember, menurut Thielen.
Risiko tersebut bukan sekadar hipotetis. Sinyal on-chain menunjukkan bahwa pemegang jangka panjang telah melikuidasi posisi mereka saat harga naik. Meskipun sebagian besar leverage spekulatif telah dibersihkan selama kejatuhan pasar pada 10 Oktober, Thielen memperingatkan bahwa jika token turun ke level US$93.000 — level teknis kunci — lebih banyak pemegang mungkin terpaksa keluar. “Ada celah besar di mana banyak orang cepat merugi,” katanya. “Lembaga keuangan yang lemah mungkin harus melikuidasi posisi mereka.”
Citigroup Inc. lantas melihat tanda-tanda peringatan serupa. “Menurut saya, aliran dana baru bersikap hati-hati dan tidak ada urgensi atau terburu-buru untuk berinvestasi,” kata Alex Saunders, kepala riset kuantitatif makro di Citi Research. “Mungkin orang-orang kehilangan antusiasme.”
Saunders menunjuk pada pergeseran perilaku wallet. Analisis Citi menunjukkan bahwa Bitcoin wallet yang disebut “whales” — dompet yang memiliki lebih dari 1.000 Bitcoin — secara bertahap menurun. Di sisi lain, kelompok ritel, yaitu mereka yang memegang kurang dari satu token, mengalami peningkatan.
Citi menyarankan bahwa aliran mingguan sebesar US$1 miliar biasanya menambah sekitar 4% pada harga, artinya perlambatan saat ini membatasi kenaikan.
“Whales” dapat merujuk pada berbagai jenis pemegang — mulai dari pemegang awal yang membeli Bitcoin saat harganya masih beberapa dolar hingga akun institusional dan bursa. Pergerakan wallet tidak selalu menandakan penjualan langsung; pemegang besar sering memindahkan token antar dompet untuk tujuan likuiditas atau penyimpanan.
Salah satu contoh paling mencolok dari aksi boikot pembelian di komunitas aset digital datang dari Strategy Inc. milik Michael Saylor, perusahaan software yang kini menjadi penimbun Bitcoin. Dulu menjadi ikon investasi kripto korporat, saham perusahaannya kini mendekati nilai setara dengan cadangan Bitcoin-nya — jadi sinyal bahwa investor tidak lagi bersedia membayar premi untuk model leverage berisiko tinggi Saylor.
Meskipun momentum pasar kripto telah mereda, tidak ada tanda-tanda kepanikan. Bitcoin tetap naik tajam dalam 18 bulan terakhir, dan selera spekulatif di semua jenis pasar tetap kuat.
Analis di bursa kripto Bitfinex memperingatkan agar tidak menginterpretasikan data terbaru sebagai penjualan panik atau puncak pasar. Hasil temuan mereka menunjukkan wallet yang menyimpan lebih dari 10.000 Bitcoin mengurangi saldo sebesar 1,5% pada Oktober — jauh dari penjualan besar-besaran. Dan mereka mengatakan bahwa arus keluar ETF adalah “kelemahan sementara, bukan risiko struktural.”
“Poin dari ini semua adalah bahwa ‘whales’ tidak menjual secara panik, tetapi secara bertahap mengambil keuntungan dalam suasana permintaan ETF yang melemah — pola yang berulang kali diamati dalam siklus sebelumnya,” tulis analis Bitfinex. “Periode penyesuaian ini biasanya mereset posisi dan volatilitas sebelum kenaikan berikutnya, setelah arus masuk dan kondisi likuiditas membaik.”
(bbn)































