"Meski pasar memperhitungkan berakhirnya shutdown, masih ada tantangan yang lebih besar di depan kita, yaitu kembalinya semua data ekonomi yang kita lewatkan," ujar Michael Landsberg dari Landsberg Bennett Private Wealth Management.
"Seiring ketidakpastian mereda, kita akan melihat apakah posisi pasar sudah tepat dan masih aman, atau apakah diperlukan penyesuaian besar-besaran."
S&P 500 naik tipis 0,1%, sebagian ditopang oleh lonjakan 9% saham Advanced Micro Devices Inc (AMD). Pesaing Nvidia Corp dalam cip AI ini memproyeksikan percepatan pertumbuhan penjualan dalam lima tahun ke depan, didorong oleh permintaan produk pusat datanya yang kuat. Sementara itu, Nasdaq 100 yang didominasi saham teknologi turun 0,1%, memangkas penurunan sebelumnya sebesar 0,6%.
"Mungkin ada aksi ambil untung setelah kenaikan tajam pada Senin dan menjelang laporan keuangan Nvidia pekan depan, terutama karena laporan keuangan perusahaan teknologi terbaru belum cukup memuaskan para investor," jelas Sameer Samana, kepala ekuitas global dan aset riil di Wells Fargo Investment Institute. "Juga, mungkin ada unsur 'menjual berita' tentang berakhirnya shutdown."
Ketua DPR Mike Johnson menyakini undang-undang (UU) tersebut—kompromi yang sulit dicapai di Senat dan disetujui Presiden Donald Trump—akan segera disahkan. Namun, dia harus menjaga agar partainya yang terbelah tetap solid menghadapi penolakan keras dari Partai Demokrat di DPR, di mana para pemimpinnya mendesak mereka agar menentang UU tersebut.
Karena shutdown menunda data ekonomi utama, kata Seema Shah dari Principal Asset Management, tantangan sebenarnya bukanlah dampak jangka pendek terhadap pertumbuhan—melainkan meningkatnya kesulitan bagi investor dan The Fed untuk mengukur prospek ekonomi.
"Seiring rilis data berlanjut, argumen untuk pemotongan suku bunga The Fed pada Desember akan kembali muncul, memperkuat latar belakang risk-on," paparnya. "Kondisi ini menguntungkan saham AS, terutama saham teknologi besar dan sektor siklikal yang siap diuntungkan atas sikap The Fed yang lebih akomodatif."
Obligasi pemerintah AS menguat pada Rabu, dengan imbal hasil 10 tahun ditutup lima basis poin lebih rendah di level 4,07%, didorong oleh ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga pada Desember. Pelaku pasar obligasi juga memburu opsi obligasi pemerintah AS, menargetkan penurunan imbal hasil 10 tahun di bawah 4% dalam beberapa pekan mendatang.
Sementara itu, investor akan terus memantau yen, setelah Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama mengeluarkan peringatan baru tentang pergerakan mata uang. Yen melemah menuju ambang batas utama 155 per dolar pada Rabu, mendekati level di mana otoritas terakhir kali mengintervensi pasar.
Di pasar komoditas, harga minyak turun paling tajam sejak Juni setelah indikator pasar utama menunjukkan pelemahan dan OPEC menyatakan pasokan minyak mentah global melampaui permintaan lebih cepat dari perkiraan. Emas dan tembaga menguat berkat ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed.
Beberapa pergerakan utama di pasar:
Saham
- Nikkei 225 naik 0,3% pada pukul 07.17 waktu Tokyo
- Hang Seng turun 0,3%
- S&P/ASX 200 naik 0,1%
Mata Uang
- Indeks Dolar Spot Bloomberg sedikit berubah
- Euro sedikit berubah ke level US$1,1592
- Yen Jepang sedikit berubah menjadi 154,78 per dolar
- Yuan offshore sedikit berubah menjadi 7,1123 per dolar
- Dolar Australia tidak berubah di level US$0,6541
Kripto
- Bitcoin turun 0,3% menjadi US$101.565,01
- Ether turun 0,7% menjadi US$3.396,61
Obligasi
- Imbal hasil obligasi Australia 10 tahun sedikit berubah menjadi 4,38%
(bbn)































