Lula telah berjanji untuk mencapai catat bersih dari pembalakan hutan (zero net deforestation) di seluruh Brasil pada 2030, meskipun masa jabatannya berakhir pada Januari 2027.
Ini menandai tahun ketiga berturut-turut pemerintah Brasil mampuu mengurangi deforestasi, yang mencapai rekor tertinggi dalam 15 tahun di bawah pemerintahan mantan Presiden Jair Bolsonaro. Penurunan ini mengejutkan para pejabat, yang khawatir bahwa kekeringan parah tahun lalu dan kebakaran hutan yang diakibatkannya akan memperburuk kehilangan hutan.
“Bahkan dalam skenario terbaik saya, saya tidak pernah membayangkan kita akan mencapai penurunan 50% dalam deforestasi Amazon dibandingkan dengan tahun 2022,” kata Menteri Lingkungan Hidup Marina Silva dalam sebuah konferensi pers,, merujuk pada tahun terakhir masa jabatan mantan Presiden Jair Bolsonaro.
Kebakaran hutan pada tahun 2024 melanda area Amazon seluas Costa Rica — peningkatan 526% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, tidak semua area yang terbakar dihitung sebagai deforestasi. Sistem pemantauan Brasil mengklasifikasikan suatu area sebagai deforestasi jika telah kehilangan lebih dari 70% vegetasi aslinya. Jika tidak, area tersebut dikategorikan sebagai terdegradasi. Beberapa area yang terbakar dapat pulih seiring waktu, sementara yang lain akhirnya kolaps.
Sementara kebakaran hutan di Amerika Utara kerap melahap puncak pohon dan menyebar dengan cepat, api di Amazon yang lebih lembap biasanya merayap di permukaan hutan, menyebabkan kerusakan yang kurang segera. Kekeringan 2024, yang dipicu oleh perubahan iklim, menciptakan kondisi bagi api untuk menyebar ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
(bbn)
