Untuk diketahui, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi penopang utama dengan porsi sekitar 50%. Sementara itu, kontribusi investasi terhadap PDB masih berada dikisaran 30%.
Di sisi lain, dia menekankan peningkatan investasi harus menghasilkan nilai tambah atau value added yang lebih tinggi dan turut menciptakan lapangan kerja.
"Karena ini akan menciptakan tidak hanya pertumbuhan ekonomi tetapi juga memastikan bahwa kapasitas kita, terutama sumber daya manusia kita yang muda-muda ya,” kata dia.
Pertumbuhan Melambat
Sementara itu, BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,04% pada kuartal III-2025 secara tahunan.
Pencapaian ini tidak jauh dari ekspektasi. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 sebesar 5% year-on-year (yoy).
Meski demikian, capaian pertumbuhan ekonomi sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal II-2025, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,12% yoy, tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Indonesia tumbuh 1,43%.
Edy menyampaikan, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,2%. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang diperkirakan mencapai 4,2%.
"Pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan Singapura pada kuartal III-2025 tumbuh melambat. Korea Selatan dan Vietnam diperkirakan tumbuh lebih kuat. Ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia tetap tumbuh," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat rilis pertumbuhan ekonomi secara daring, Rabu (5/11/2025).
Harga komoditas andalan ekspor bervariasi. CPO dan bijih besi naik. Batu bara dan minyak mentah naik secara kuartalan tetapi turun secara tahunan. Harga gas alam turun secara kuartalan tetap naik secara tahunan. Sementara nikel mencatat penurunan.
"Sepanjang kuartal III-2025, Indonesia masih mencatat surplus neraca perdagangan. Ekspor mencapai US$ 74,39 miliar atau tumbuh 8,96% yoy, impor US$ 60,39 miliar atau turun 2,09% yoy," jelas Edy.
Kinerja perekonomian pada kuartal III-2025 ditopang konsumsi yang terjaga. Terlihat dari konsumsi per kapita jasa makanan-minuman-akomodasi serta barang dan jasa lainnya yang tumbuh 5,76% yoy dan 7,49% yoy.
Realisasi investasi dalam negeri dan asing tumbuh 13,89% yoy. Mobilitas masyarakat juga meningkat.
"Kebijakan ekonomi juga menopang seperti pengendalian inflasi, penetapan BI Rate, serta kebijakan fiskal dalam mendoorng efektivitas belanja," tuturnya.
(prc/naw)
































