Perusahaan minyak terbesar dunia itu telah meningkatkan produksi sebagai bagian dari kebijakan OPEC+, langkah yang membantu menahan dampak lemahnya harga minyak mentah.
Sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, Aramco memegang peran penting dalam perekonomian Arab Saudi. Pendapatan dari penjualan minyak dan pembayaran dividen besar menopang program transformasi ekonomi kerajaan bernilai triliunan dolar.
Harga minyak di London tercatat turun 13% sepanjang tahun ini menjadi sekitar US$65 per barel, jauh di bawah ambang US$90 yang disebut Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai tingkat harga yang diperlukan Saudi untuk menyeimbangkan anggarannya.
Penurunan harga tersebut telah berdampak pada pengurangan skala sejumlah proyek infrastruktur dan pariwisata besar di Arab Saudi. Aramco juga memperlambat beberapa rencana proyek kilang dan kimia dalam negeri untuk memusatkan fokus pada pengembangan gas alam skala besar.
Arus kas bebas Aramco, dana tersisa dari operasi setelah dikurangi investasi dan biaya, naik menjadi US$23,6 miliar pada kuartal tersebut.
Rasio utang terhadap modal atau gearing ratio turun menjadi 6,3% per 30 September, dari 6,5% pada tiga bulan sebelumnya.
(bbn)
































