Selain menyebabkan ketidaknyamanan jangka panjang, beberapa pasien dilaporkan mengalami infeksi kulit sekunder dan komplikasi pernapasan. WHO juga menyoroti peningkatan kasus pada kelompok dengan daya tahan tubuh rendah, seperti anak kecil dan pasien HIV.
“Kasus yang disebabkan oleh clade 1b menunjukkan potensi lebih tinggi menyebabkan gejala berat dan komplikasi serius. Upaya deteksi dini dan isolasi pasien tetap menjadi langkah utama,” kata WHO dalam keterangannya.
WHO mendorong negara-negara untuk meningkatkan surveilans genom, mempercepat pelacakan kontak, serta memastikan ketersediaan vaksin Mpox bagi kelompok berisiko tinggi. Lembaga ini juga mengingatkan agar masyarakat tidak menyepelekan ruam atau lesi kulit yang mencurigakan, terutama setelah melakukan perjalanan internasional.
Pakar kesehatan menilai, lonjakan kasus ini menjadi pengingat bahwa Mpox belum sepenuhnya terkendali secara global. Dengan karakteristik varian baru yang lebih agresif, WHO memperingatkan kemungkinan peningkatan kasus di bulan-bulan mendatang bila upaya pencegahan tidak diperkuat.
(dec/spt)
































