Logo Bloomberg Technoz

Data ini dirilis hanya beberapa jam sebelum Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan keputusan suku bunganya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa blok beranggotakan 20 negara ini mampu bertahan di tengah gejolak tarif yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump. Meski laju pertumbuhan masih lemah, dorongan baru diperkirakan muncul tahun depan seiring peningkatan belanja militer dan infrastruktur oleh pemerintah-pemerintah Eropa.

ECB telah menurunkan suku bunga pinjaman sebanyak delapan kali dalam siklus ini, namun menilai langkah pelonggaran moneter tambahan tidak akan banyak membantu mendorong pertumbuhan. Bank sentral itu diperkirakan akan mempertahankan suku bunga deposito di level 2% untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.

Para pembuat kebijakan tampak puas dengan inflasi yang kini mendekati target 2%, meskipun data terpisah menunjukkan harga konsumen Spanyol naik 3,2% pada Oktober dibanding tahun sebelumnya—lebih tinggi dari perkiraan 3%.

Angka regional Jerman menunjukkan inflasi nasional kemungkinan turun tipis menjadi 2,3% pada Oktober, dari 2,4% pada September, menurut analis Bloomberg Economics, Martin Ademmer.

Stagnasi ekonomi Jerman terjadi karena investasi di sektor mesin membantu menahan penurunan ekspor. Negeri itu sempat diuntungkan dari lonjakan aktivitas ekspor pada awal 2025, ketika perusahaan bergegas menghindari kenaikan tarif AS, sebelum akhirnya kebijakan tersebut menekan pertumbuhan.

Kanselir Friedrich Merz kini berupaya mengakhiri dua tahun kontraksi dengan menggelontorkan ratusan miliar euro untuk proyek infrastruktur dan pertahanan. Meski para penasihat pemerintah memperkirakan belanja publik akan mendongkrak pertumbuhan, mereka memperingatkan bahwa momentum itu tidak akan bertahan lama tanpa reformasi untuk mengatasi masalah birokrasi dan tingginya biaya kesejahteraan.

Sementara itu, Prancis menghadapi kekacauan politik dan fiskal meskipun mencatat kinerja ekonomi kuat pada kuartal ketiga—yang oleh Menteri Keuangan Roland Lescure disebut sebagai pencapaian “luar biasa.”

Perdana Menteri Sebastien Lecornu sedang berjuang menstabilkan anggaran dan mempertahankan posisinya di tengah parlemen yang terbelah, setelah dua pendahulunya jatuh karena kegagalan politik serupa. Di tengah serangkaian penurunan peringkat kredit, Gubernur Bank Sentral Prancis Francois Villeroy de Galhau memperingatkan adanya “proses perlahan menuju stagnasi” akibat ketidakmampuan pemerintah mengendalikan utang publik.

“Meski dihadapkan pada turbulensi politik dan ketidakpastian global, dunia usaha kita terus berinvestasi, mengekspor, dan mendorong negara ini maju,” ujar Lescure. “Adopsi cepat terhadap anggaran yang menjaga kepercayaan bisnis dan rumah tangga akan menjadi kunci untuk mempertahankan momentum ini.”

Stabilitas di Prancis akan sangat membantu kawasan euro secara keseluruhan, terutama di tengah bayang-bayang ketidakpastian perdagangan meski Washington dan Brussels telah mencapai kesepakatan pada Juli lalu untuk meredakan ketegangan.

Presiden ECB Christine Lagarde bulan ini mengatakan bahwa ekonomi global “belum sepenuhnya merasakan dampak” dari kenaikan tarif AS.

(bbn)

No more pages