Pertama, efisiensi, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan. Masih berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Bukalapak memiliki 543 karyawan per September 2025. Jumlah ini jauh berkurang hingga 46% dibanding akhir 2024 yang mencapai 1.018 karyawan.
Pemangkasan jumlah karyawan itu membuat Bukalapak mampu menghemat pengeluaran untuk karyawan hingga 47,21% secara tahunan menjadi Rp210,69 miliar pada kuartal III-2025.
Penurunan pengeluaran itu juga berkontribusi terhadap turunnya beban umum & administrasi Bukalapak secara keseluruhan sebesar 58,37% secara tahunan menjadi Rp361,34 miliar.
Kedua, laba dari nilai investasi bersih. Pada pos keuangan ini, Bukalapak mencatat perolehan Rp2,32 triliun pada kuartal III-2025 dari sebelumnya rugi Rp596,47 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Kombinasi efisiensi jumlah karyawan dan perolehan investasi itu membuat Bukalapak mencatat laba usaha Rp2,32 triliun.
Seperti diketahui, Bukalapak juga masih menyimpan sisa dana hasil IPO Rp8,58 triliun per akhir Juni 2025, yang sebagian besar ditempatkan di instrumen investasi seperti deposito, giro bank, dan obligasi pemerintah.
Dari penempatan dana itu, Bukalapak memperoleh pendapatan keuangan hingga Rp647,76 miliar. Meski turun 17,35% secara tahunan, tapi perolehan ini cukup untuk mengakselerasi perolehan laba bersih Bukalapak hingga menjadi lebih dari Rp2,9 triliun.
(red)






























