Logo Bloomberg Technoz

Prabowo Tegaskan Kritik Penting bagi Demokrasi: Koreksi Itu Harus

Redaksi
29 October 2025 20:21

(Dok. Ist)
(Dok. Ist)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kritik dalam kehidupan berdemokrasi. Menurutnya, seorang pemimpin tidak boleh menolak masukan karena kritik merupakan “vitamin” yang memperkuat arah perjalanan bangsa.

Hal tersebut disampaikan Prabowo saat menghadiri acara pemusnahan barang bukti narkotika hasil pengungkapan Polri sepanjang satu tahun terakhir di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10). Dalam kesempatan itu, ia tidak hanya mengapresiasi kinerja aparat kepolisian, tetapi juga menyinggung nilai fundamental dalam demokrasi dan kepemimpinan.

“Bersaing bagus, kritik harus, koreksi harus. Pemimpin yang tidak mau dikoreksi dia akan terjebak dalam kesalahan-kesalahan,” ujar Prabowo di hadapan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jajaran kabinet Merah Putih, para tokoh agama, serta perwakilan organisasi masyarakat, pemuda, dan mahasiswa.

Kritik sebagai Cermin dan Koreksi bagi Pemimpin

Prabowo juga mengaku dirinya tidak menutup diri terhadap kritik publik. Ia sering memantau berbagai opini dan diskusi masyarakat di media sosial untuk memahami aspirasi yang berkembang.

“Saya suka malam-malam buka podcast-podcast (kritik) itu, kadang-kadang dongkol juga yah. Apa ini? Tapi saya catat,” ungkapnya.

Menurut Presiden, kritik dapat menjadi bahan introspeksi dan pembelajaran yang berharga. Ia lalu membagikan pengalaman pribadinya ketika difitnah saat masih muda. Kala itu, ia sempat terpuruk, namun kemudian mendapat nasihat penting dari gurunya.

“Jangan takut difitnah. Saya dulu punya guru, waktu saya masih muda, saya kena fitnah dua-tiga kali, saya down. Tahu-tahu saya ngeluh ke guru saya,” kenangnya.

Sang guru kemudian menenangkan Prabowo dengan pesan penuh makna.

“Jangan kecil hati, engkau difitnah berarti engkau diperhitungkan, engkau difitnah karena engkau ditakuti. Oh, kok takut sama saya? Iya, engkau difitnah berarti kau disuruh hati-hati,” ucapnya mengingat pesan sang guru.

Bagi Prabowo, pelajaran itu menjadi pengingat penting bahwa kritik, bahkan fitnah sekalipun, bisa menjadi cambuk untuk memperbaiki diri. Ia menganggap kritik sebagai tanda perhatian dan bukti bahwa seorang pemimpin masih dipantau oleh rakyatnya.

Pemimpin yang Benar Tidak Takut Dikoreksi

Dalam suasana yang hangat, Prabowo sempat berkelakar dengan para hadirin di acara tersebut. Ia menantang para peserta yang bercita-cita menjadi pemimpin agar siap menerima kritik.

“Jadi, angkat tangan yang pengin jadi presiden, gak apa-apa, bagus. Tapi, jadi presiden yang benar, jangan takut dikoreksi,” kata Prabowo, yang langsung disambut riuh tepuk tangan.

Ia juga mengaku kerap melakukan refleksi diri ketika membaca kritik publik terhadap dirinya.

“Malam-malam saya buka, apa iya yah, apa saya memang otoriter? Rasanya enggak sih. Jadi ini bagus, koreksi itu baik, tapi di ujungnya ayo,” jelasnya memberi isyarat bahwa kritik harus diiringi semangat persatuan dan kebersamaan.

Presiden menegaskan bahwa dalam pengabdian kepada negara, seorang pemimpin tidak boleh terjebak dalam perasaan pribadi yang negatif. Ia menyebut, emosi dan dendam hanya akan menguras energi dan menjauhkan pemimpin dari tujuan mulia bangsa.

“Dan saya punya filosofi, dalam pengabdian berbangsa dan bernegara, tidak boleh diikuti oleh rasa sakit hati. Yah, jangan. Biasa itu,” paparnya.

Apresiasi untuk Polri dan Sinergi Pemberantasan Narkoba

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) atas keberhasilan mereka dalam memberantas peredaran narkotika di Indonesia.

Sepanjang satu tahun terakhir, aparat berhasil menyita barang bukti narkotika berbagai jenis dengan total berat 214,84 ton, senilai Rp29,3 triliun.

“Kita harus lihat bagaimana mengatasi narkoba. Harus kerja sama, teamwork. Jadi, saya ucapkan selamat kepada kepolisian, BNN. Saya minta kerja sama lebih dekat lagi, Bea Cukai, Kejaksaan, BIN, pemerintah daerah,” katanya.

Prabowo menegaskan bahwa perang melawan narkoba membutuhkan sinergi semua pihak, dari penegak hukum hingga masyarakat. Ia menilai kerja sama lintas lembaga adalah kunci untuk mencegah generasi muda Indonesia terjerumus dalam bahaya narkotika.

Dengan gaya lugas namun penuh makna, Prabowo menutup pesannya dengan pengingat bahwa kritik adalah bagian tak terpisahkan dari demokrasi. Kritik bukanlah bentuk permusuhan, melainkan cara rakyat berpartisipasi menjaga jalannya pemerintahan.

Pesannya sederhana namun kuat: pemimpin yang sejati tidak takut dikoreksi, sebab dari kritiklah arah bangsa bisa terus diperbaiki.