Logo Bloomberg Technoz

MBG Jadi Sorotan Positif di Markas Besar PBB di Jenewa

Redaksi
27 October 2025 21:10

(Dok. Ist)
(Dok. Ist)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menarik perhatian dunia setelah Pemerintah Indonesia memaparkan keberhasilannya di forum The Sixteenth Session of the United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD 16) di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jenewa.

Dalam forum bergengsi tersebut, Indonesia mengangkat MBG sebagai contoh nyata bagaimana kebijakan sosial dapat diintegrasikan dengan pembangunan ekonomi dan perdagangan yang inklusif dan berkelanjutan.

Perdagangan sebagai Pendorong Ketahanan Pangan

(Dok. Ist)

Pada acara sampingan bertajuk “From Trade to Table: Leveraging Integrated Trade-Development to Ensure Sustainable and Resilient Food System and Nutrition Programs” yang digelar pada 22 Oktober 2025, Indonesia menegaskan pentingnya perdagangan sebagai pendorong stabilitas global dan nasional yang juga harus menjamin akses terhadap pangan bergizi, beragam, aman, dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Wakil Menteri Bappenas, Febrian Ruddyard, menyampaikan bahwa program MBG mencerminkan pendekatan baru pembangunan Indonesia yang menempatkan manusia dan ketahanan pangan sebagai inti dari strategi pembangunan nasional.

“Melalui MBG, Indonesia menunjukkan bahwa kebijakan sosial dapat berjalan seiring dengan strategi perdagangan dan investasi. Program ini memperkuat rantai pasok lokal, memberdayakan pelaku usaha kecil, dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” ujar Febrian dalam keterangannya kepada media, Senin (26/10).

Wamen Febrian juga menambahkan bahwa pengalaman Indonesia ini sejalan dengan semangat UNCTAD 16 yang menekankan transformasi ekonomi berkeadilan, inklusif, dan berkelanjutan.

“Pendekatan berbasis permintaan seperti MBG dapat menjadi model bagi negara berkembang lainnya untuk memastikan perdagangan berkontribusi terhadap kesejahteraan, bukan hanya pertumbuhan,” jelasnya.

MBG: Menghubungkan Petani Lokal dan Ketahanan Ekonomi

(Dok. Ist)

Program MBG dipandang sebagai contoh konkret bagaimana kebijakan perdagangan dapat menjadi instrumen untuk menciptakan ketahanan pangan, memperkuat UMKM, dan mendorong pembangunan inklusif. Melalui pendekatan demand-driven, MBG menciptakan permintaan terstruktur terhadap produk bahan pangan lokal—mulai dari petani, nelayan, peternak, hingga pelaku UMKM.

Permintaan yang stabil dan berjangka panjang ini mendorong peningkatan produktivitas, transfer teknologi, serta pembentukan rantai pasok yang tangguh di tingkat daerah.

Plt. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, juga menekankan dampak luas dari program ini.

“Selain sektor pangan, MBG juga akan memberikan multiplier effect pada sektor ekonomi lain seperti industri pengolahan, konstruksi, keuangan, logistik, dan digital teknologi,” ujar Pungkas Bahjuri Ali dalam keterangannya.

Menurut data KADIN Indonesia tahun 2023, terdapat lebih dari 66 juta pelaku UMKM di Indonesia yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Kini, mereka memiliki peluang lebih besar untuk terlibat dalam ekosistem pasokan bahan pangan bergizi bagi masyarakat.

Dengan cara ini, program MBG tidak hanya meningkatkan gizi anak-anak sekolah dan kelompok rentan, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan antarwilayah.

Seluruh narasumber dalam forum tersebut menyoroti tantangan yang dihadapi dalam penguatan ketahanan pangan domestik, di antaranya ketersediaan stok, stabilitas harga, dan peningkatan kapasitas produksi dan organisasi dari petani, nelayan, peternak, hingga pelaku UMKM.

Karena itu, penguatan kerja sama lintas sektor dan kolaborasi antara pemerintah dan swasta dinilai sangat krusial dalam mencapai stabilitas pangan yang sehat, tangguh, dan berkelanjutan.

Acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas dan Perwakilan Tetap Republik Indonesia di Jenewa ini menghadirkan sejumlah tokoh internasional.

Mereka antara lain Ms. Luz Maria de la Mora perwakilan dari UNCTAD, Ms. Braulio Morera dari World Economic Forum (WEF), Ms. Shannon Howard dari World Food Programme (WFP), Ms. Afshan Khan dari Scaling Up Nutrition (SUN) Movement, dan Bapak Sarwono dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Para peserta menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama lintas sektor dan lintas negara untuk membangun sistem pangan global yang lebih berkelanjutan dan tangguh.

MBG di Panggung Dunia

Kehadiran MBG dalam forum internasional ini menjadi bukti pengakuan dunia terhadap strategi pembangunan Indonesia yang menempatkan kesejahteraan manusia dan ketahanan pangan sebagai prioritas.

Program ini kini dipandang tidak hanya sebagai kebijakan nasional, tetapi juga sebagai model global tentang bagaimana negara berkembang dapat mengintegrasikan kebijakan sosial, perdagangan, dan ekonomi untuk menciptakan pertumbuhan inklusif.

Melalui MBG, Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa pembangunan berkelanjutan tidak harus berfokus pada angka pertumbuhan semata, tetapi juga pada dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat dan keadilan ekonomi.