Menurut analis Goldman, sebagian besar pelaku industri yang mereka wawancarai selama konferensi tahunan LME Week di London baru-baru ini memperkirakan harga akan terus menguji rekor tertinggi sepanjang masa dalam beberapa bulan ke depan, dengan beberapa investor berencana menambah posisi mereka jika harga menembus US$10.900 per ton.
Presiden AS Donald Trump telah mengkreasikan peluang arbitrase besar dengan mengusulkan tarif impor tembaga, namun pada akhirnya hanya menerapkan tarif tersebut pada produk bernilai tambah, bukan pada bentuk komoditas yang diperdagangkan di bursa. Kontrak berjangka AS di bursa Comex masih diperdagangkan dengan premi di atas harga London yang menjadi acuan global, dan logam tersebut mengalir ke Amerika.
“Dalam jangka pendek, kami melihat arbitrase positif Comex-LME memiliki dampak pengetatan yang signifikan pada pasar fisik di luar AS dan menimbulkan risiko kenaikan sementara pada rentang perkiraan harga tembaga LME kami sebesar US$10.000-US$11.000,” tulis analis Goldman Sachs termasuk Eoin Dinsmore dalam sebuah catatan.
Tembaga ditutup pada US$10.854,50 per ton pada pukul 5:52 sore di LME. Sebagian besar logam lainnya naik, sementara timah sedikit turun.
Pembeli seng menghadapi tekanan historis di LME seiring dengan berkurangnya persediaan di bursa, namun analis Goldman Sachs mengatakan mereka memperkirakan pengiriman dari China akan mengisi kembali cadangan.
“Pasar seng global saat ini seimbang, namun perbedaan regional telah muncul dengan China dalam surplus dan sisanya dunia dalam defisit,” kata mereka. “Dalam jangka pendek, klien yang kami wawancarai setuju dengan pandangan kami bahwa arbitrase ekspor China akan terbuka untuk menyeimbangkan kembali pasar global.”
(bbn)
































