Meski terus disorot, pusat penipuan ini dilaporkan AFP terus berkembang pesat apalagi lewat masuknya layanan internet Starlink, milik Elon Musk.
Industri scam tak hanya menyebar di Myanmar, tapi juga Kamboja, Laos, atau wilayah yang berdekatan dengan perbatasan Thailand dan China. Industri scam juga kerap dikaitkan dengan tindakan ilegal perdagangan manusia untuk memikat orang melalui media sosial dan aplikasi kencan.
Laporan Bloomberg News menerangkan bahwa pada Oktober ini puluhan warga Korea Selatan yang diduga bekerja untuk penipu telah dideportasi dari Kamboja. Di Myanmar, junta militer negara tersebut menyerbu kompleks bangunan berlapis, menahan lebih dari 2.000 pekerja, dan menyita penerima Starlink serta aksesorisnya.
Badan dunia PBB sebelumnya menyatakan bahwa sindikat kejahatan siber terus berkembang, akibat pasar gelap online yang menggunakan koin kripto. PBB juga mencatat pergeseran dari koneksi internet berbasis darat ke Starlink.
Menjamurnya pusat industri scam di Asia Tenggara diduga bernilai miliaran dolar AS di tengah upaya tindakan hukum intensif. Mereka saling terkoneksi bahkan hingga Meksiko hingga dampaknya telah dirasakan di seluruh dunia.
Catatan UN Office on Drugs and Crime kriminal transnasional dengan modus scam ini sedang merambah dan memperluas operasinya di bagian lain dunia, terutama di kawasan Pasifik, Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Selatan.
Para aktor di balik industri scam menggunakan pekerja yang diperdagangkan dari puluhan negara dan sebagian besar beroperasi di Myanmar, Kamboja, dan Laos, dilaporkan bulan April 2025.
(red/wep)
































