Logo Bloomberg Technoz

Respons Mendikdasmen: MBG Jangan Dimaknai Sebagai Kurikulum Baru

Dinda Decembria
23 October 2025 11:20

Siswa menyatapa Makan Bergizi Gratis di SDN Jati 03 Pulo Asem, Jakarta, Rabu (7/5/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Siswa menyatapa Makan Bergizi Gratis di SDN Jati 03 Pulo Asem, Jakarta, Rabu (7/5/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Mu’ti menegaskan bahwa usulan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait kurikulum Makan Bergizi (MBG) tidak perlu dipahami sebagai kurikulum baru di dunia pendidikan.

Ia menilai, gagasan MBG sejatinya merupakan penguatan dari program Sekolah Sehat yang sudah berjalan selama ini di bawah koordinasi Kemendikdasmen. “Jadi kurikulum MBG jangan dimaknai bahwa itu kurikulum ya. Lagi-lagi kita ini menjadi kacau menggunakan istilah sinkronisasi,” ujar Abdul Mu’ti di Kantor Kemendikdasmen Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Ia menjelaskan, program MBG selaras dengan berbagai inisiatif yang telah dijalankan Kemendikdasmen untuk membentuk budaya hidup sehat di lingkungan sekolah. Menurutnya, kerja sama lintas kementerian dengan Kementerian Kesehatan sudah dilakukan sejak lama melalui program Sekolah Sehat, yang mencakup penyediaan bahan bacaan dan media pembelajaran tentang pentingnya makan bergizi dan menjaga kebersihan.


“Sekolah sehat itu sudah berjalan dan bahkan ada buku-buku bacaan pendukung, bukan bacaan wajib, tentang kebiasaan hidup sehat, makan bergizi, dan video-video budaya hidup sehat di sekolah,” jelas Abdul Mu’ti. Lebih lanjut, esensi dari MBG adalah membangun karakter dan budaya sehat di kalangan siswa, bukan sekadar soal penyediaan makanan. 

“Kami sudah berkoordinasi dengan BGN (Badan Gizi Nasional) dan Kementerian Kesehatan agar MBG tidak hanya fokus pada makanannya saja, tetapi pada pembentukan karakter dan budaya hidup sehat. Kami juga sudah menyiapkan modul yang akan dikirim ke semua sekolah,” urai Abdul Mu’ti.