Moskow dan Kyiv nantinya akan bernegosiasi mengenai tata kelola wilayah pendudukan, meski pihak Eropa maupun Ukraina tidak akan mengakui secara hukum wilayah yang diduduki sebagai bagian dari Rusia.
Rusia sejauh ini menolak seruan untuk mengakhiri pertempuran di garis pertahanan saat ini, meski telah menanggung korban besar dalam perang yang telah memasuki tahun keempat.
Rincian rencana ini masih difinalisasi dan dapat berubah sewaktu-waktu, kata para sumber yang enggan disebutkan namanya karena pembahasan masih bersifat tertutup. Setiap proposal juga perlu mendapat dukungan Washington, dan pejabat Eropa dikabarkan akan bertolak ke AS pekan ini untuk melanjutkan pembahasan.
Usulan ini mencerminkan pernyataan Trump pekan lalu yang menyerukan agar konflik segera dibekukan di garis pertempuran saat ini sebelum dimulainya negosiasi.
Setelah berbicara dengan Putin dan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih, Trump mengatakan Rusia dan Ukraina sebaiknya “berhenti di posisi mereka sekarang.”
“Sudah cukup darah tertumpah, dengan garis wilayah ditentukan oleh perang dan keberanian,” tulisnya di Truth Social.
Ia kembali menegaskan hal itu kepada wartawan di pesawat Air Force One: kedua pihak seharusnya “berhenti sekarang di garis pertempuran, pulang, berhenti membunuh orang, dan selesai,” sambil menambahkan bahwa persoalan wilayah bisa dibicarakan kemudian.
Trump mengatakan telah sepakat untuk bertemu Putin di Budapest dalam beberapa minggu mendatang. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga melakukan pembicaraan via telepon dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov pada Senin, namun keduanya belum mencapai kesepakatan mengenai pertemuan persiapan jelang KTT tersebut.
Kremlin meredam ekspektasi terhadap pertemuan awal antara Putin dan Trump.
“Pekerjaan ke depan akan sangat menantang,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip Interfax, Selasa. “Baik Presiden Trump maupun Presiden Putin belum menentukan waktu pasti. Diperlukan persiapan yang serius.”
Para pemimpin Eropa menyatakan dukungan kuat untuk penghentian segera perang Rusia di Ukraina berdasarkan posisi tempur saat ini, guna membuka jalan bagi perundingan damai.
Sekutu-sekutu Ukraina dari apa yang disebut Coalition of the Willing akan bertemu pada Jumat mendatang. Sementara itu, KTT para pemimpin Uni Eropa di Brussels pada Kamis akan membahas sanksi tambahan terhadap Kremlin serta bantuan finansial bagi Ukraina melalui pemanfaatan aset bank sentral Rusia yang dibekukan.
Zelenskiy mengkritik pemilihan Budapest sebagai lokasi perundingan karena pandangan pro-Rusia Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, namun mengatakan akan menghadiri pembicaraan jika diundang.
“Kami telah sedikit lebih dekat menuju kemungkinan akhir perang, itu bisa saya katakan dengan pasti,” ujar Zelenskiy di Kyiv setelah kunjungannya ke AS. “Itu bukan berarti perang pasti berakhir, tapi Presiden Trump telah mencapai banyak hal di Timur Tengah, dan dengan momentum itu ia ingin mengakhiri perang Rusia di Ukraina.”
Trump tidak menyinggung permintaan Ukraina terkait tambahan sistem pertahanan udara, dukungan energi, atau kemampuan jarak jauh setelah pertemuannya dengan Zelenskiy pada Jumat lalu.
Selama pembicaraan, Trump dikabarkan mendesak Zelenskiy agar segera menerima kesepakatan dan menekankan kekuatan Rusia. Beberapa pejabat AS yang hadir juga sempat mengusulkan kemungkinan Ukraina membuat konsesi wilayah untuk mencapai kesepakatan.
Zelenskiy, dalam pernyataannya akhir pekan lalu, mengatakan perang sebaiknya dibekukan di garis pertempuran saat ini sebelum kedua pihak masuk ke tahap negosiasi damai.
“Jika kita ingin menghentikan perang ini dan segera menuju perundingan damai secara diplomatik, kita harus tetap di posisi kita sekarang, bukan memberikan sesuatu lagi kepada Putin,” ujarnya dalam wawancara dengan NBC Meet the Press With Kristen Welker.
Sekutu Ukraina sejauh ini belum melihat tanda-tanda bahwa Putin melunakkan tuntutannya. Seorang pejabat senior Eropa mengatakan, satu-satunya perubahan justru datang dari Trump, yang sempat mendukung peningkatan tekanan terhadap Rusia namun tampak berbalik arah setelah berbicara dengan Putin.
Dalam pembicaraan dengan Trump pada Kamis lalu, Putin kembali menuntut agar Ukraina menyerahkan seluruh wilayah Donbas di timur. Pasukan Rusia hingga kini belum sepenuhnya menguasai wilayah itu — yang mencakup Donetsk dan Luhansk — meski telah berperang selama lebih dari 11 tahun, dan diperkirakan butuh waktu bertahun-tahun lagi jika tetap melanjutkan upaya tersebut.
Masih belum jelas apakah Moskow bersedia memberikan konsesi wilayah di tempat lain sebagai imbalan. Selain Semenanjung Krimea yang dianeksasi pada 2014 dan sebagian Donbas, Rusia juga menguasai sebagian wilayah Zaporizhzhia dan Kherson di Ukraina.
(bbn)






























