"Para pemimpin ini bekerja dengan gigih untuk meningkatkan pendidikan tinggi dan telah diundang untuk berdiskusi bersama Pemerintah, dan kami berharap dapat membahas cara-cara transparan yang, bersama-sama, akan menghasilkan generasi-generasi Amerika yang unggul di masa depan," ujarnya.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh penasihat senior Gedung Putih, May Mailman, tokoh sentral dalam kebijakan pendidikan tinggi pemerintah; Vincent Haley, direktur Dewan Kebijakan Dalam Negeri Gedung Putih; dan Menteri Pendidikan, Linda McMahon, menurut seorang narasumber yang mengetahui masalah tersebut.
Perjanjian untuk Keunggulan Akademik dalam Pendidikan Tinggi menjanjikan perlakuan istimewa bagi universitas dalam keputusan pendanaan federal sebagai imbalan atas komitmen terhadap serangkaian prioritas kebijakan pemerintah, termasuk pelarangan program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, pembatasan pendaftaran mahasiswa internasional, pembekuan biaya kuliah, dan perekrutan dosen yang lebih konservatif.
Pertemuan hari Jumat ini terjadi setelah seminggu penolakan terhadap perjanjian tersebut, yang awalnya diajukan kepada sembilan universitas elit. Pekan lalu, Massachusetts Institute of Technology menjadi universitas pertama yang menolak kesepakatan tersebut secara langsung, diikuti oleh Brown University minggu ini. Pada hari Kamis, University of Pennsylvania dan University of Southern California juga menolak menandatangani perjanjian tersebut, meskipun mereka memberikan masukan yang substantif.
Pemerintah berencana untuk memperbarui perjanjian tersebut menggunakan masukan dari universitas-universitas yang berminat sebelum mengedarkan kembali draf baru paling lambat 21 November, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. Gedung Putih berencana untuk mengirimkan perjanjian yang telah direvisi tersebut kepada universitas-universitas yang berminat.
Kesepakatan ini merupakan langkah terbaru Gedung Putih dalam kampanye agresif untuk menjungkirbalikkan pendidikan tinggi, yang telah mengakibatkan pembekuan dana hibah penelitian miliaran dolar, serta puluhan investigasi hak-hak sipil terkait tuduhan antisemitisme di kampus dan dugaan diskriminasi dalam penerimaan dan perekrutan. Sejauh ini, kampanye tersebut telah membuahkan hasil yang beragam: Universitas Columbia, Penn, dan Brown sepakat untuk berdamai dengan pemerintah guna memulihkan pendanaan penting, sementara Universitas Harvard tetap bertahan pada kesepakatan dan meraih kemenangan di pengadilan.
(bbn)





























