Hari ini. Antam memasang harga perak di Rp 28.600/gram. Naik Rp 6.000 dibandingkan posisi kemarin.
Emas bukan satu-satunya aset berstatus aman (safe haven asset). Perak pun demikian, sehingga menjadi salah satu pilihan bagi pelaku pasar untuk menyelamatkan portofolio mereka di tengah turbulensi.
Di London Metal Exchange, harga perak naik 70% tahun ini. Lebih tinggi ketimbang harga emas yang naik 55%.
Selain dibuat perhiasan, perak juga sangat berguna sebagai bahan baku kegiatan industri. Perak bisa digunakan untuk konduktor listrik yang digunakan untuk papan sirkuit. Perak juga menjadi salah satu komponen penting dalam pembuatan panel listrik tenaga surya.
Bagi investor ritel, perak juga menarik karena harganya lebih murah ketimbang emas. Oleh karena itu, seperti halnya emas, perak juga mengalami faktor musiman di mana permintaan naik karena lonjakan permintaan di akar rumput.
Misalnya di India. Musim perayaan yang memuncak ketika Hari Diwali pada 20 Oktober biasanya meningkatkan permintaan logam mulia. Masyarakat India kini harus membeli perak 10% lebih mahal karena tingginya permintaan di tengah keterbatasan pasokan.
“Tidak ada alasan untuk berdebat soal emas dan perak. Menjadi makin jelas bahwa tren (investasi di emas dan perak) terakselerasi sehingga harga terdorong lebih tinggi,” kata Shyam Devani, seorang investor di Singapura, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Akan tetapi, pasar perak bukannya tanpa risiko. Ada kemungkinan harga bakal turun karena pasar perak sembilan kali lebih kecil ketimbang emas. Sedikit saja ada pergerakan, maka dampaknya menjadi signifikan.
“Tanpa permintaan dari bank sentral, pembalikan arus modal sekecil apapun bisa menyebabkan koreksi yang berlebihan,” tegas riset Goldman Sach Group Inc.
(aji)
































