“Biodiesel B40 yang diproduksi Kilang Plaju tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga memberi dampak positif bagi sektor perkebunan sawit melalui penyerapan bahan baku FAME sebesar 40 persen,” terang Milla.
Selain fokus pada produksi bahan bakar, Kilang Plaju juga mengembangkan inovasi ramah lingkungan melalui produk pendingin Breezon MC-32. Berbasis hidrokarbon, produk ini lebih hemat energi dan tidak merusak lapisan ozon. Sejak diproduksi pada 2020, Breezon MC-32 menjadi alternatif ramah lingkungan pengganti refrigeran lama seperti CFC dan HCFC yang telah dilarang penggunaannya.
Milla menambahkan, keunikan Kilang Plaju terletak pada penggunaan pembangkit gas turbine sebagai sumber energi utama. Teknologi ini terbukti stabil dan efisien dalam menjaga kelancaran produksi serta mendukung keandalan pasokan energi nasional.
Selain itu, aspek keselamatan kerja juga menjadi prioritas. Kilang Plaju berhasil mencatatkan 143 juta jam kerja aman (JKA) kumulatif sejak 9 Desember 2009 hingga Agustus 2025—mencerminkan komitmen tinggi terhadap keselamatan dan keberlanjutan operasional.
“Ibarat buah kelapa tua yang makin banyak santannya, Kilang Plaju semakin matang di usianya yang telah lebih dari satu abad. Kilang ini tidak hanya menjadi tulang punggung pasokan energi di Sumatera Bagian Selatan, tapi juga simbol kemandirian energi Indonesia. Kilang ini tetap relevan dengan zaman,” tutup Milla.
(tim)































