“Sekarang belum ada produksi. Kami sedang melakukan audit total terhadap implementasi operasi underground di Freeport sampai ditemukan faktor penyebabnya,” ujarnya.
Dia menambahkan pemerintah akan menyiapkan langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang, termasuk evaluasi teknis terkait aspek sipil dan tambang di area bawah tanah.
“Tim kami terus melakukan proses audit di sana,” tutur Bahlil.
Sebelumnya, Kementerian ESDM meminta PTFI untuk melakukan evaluasi terhadap reruntuhan Grasberg Block Cave guna mengetahui penyebab longsor di tambang tembaga bawah tanah di Papua Tengah itu.
PTFI sendiri juga tengah menginvestigasi penyebab longsoran lumpur bijih atau wet muck di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.
“Kita lagi melakukan investigasi, dari investigasi itu dilakukan evaluasi baru kita akan, tentu saja berkomunikasi dengan Kementerian ESDM,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas kepada awak media, Rabu (8/10/2025).
Produksi di tambang bawah tanah Grasberg hingga kini masih ditangguhkan. Manajemen menjelaskan, langkah tersebut diambil untuk menuntaskan terlebih dahulu proses investigasi yang tengah berjalan terkait insiden longsoran.
Freeport-McMoRan (FCX) Inc., induk usaha PT Freeport Indonesia, memperkirakan operasi penuh di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) baru dapat pulih sepenuhnya pada 2027.
Dalam keterangan resminya di New York Stock Exchange (NYSE), FCX menyebut insiden wet muck atau longsoran lumpur bijih telah merusak sejumlah infrastruktur pendukung produksi di area GBC.
Akibatnya, PTFI terpaksa menunda kegiatan produksi dalam jangka pendek pada kuartal IV-2025 hingga sepanjang 2026 di area tambang tersebut.
(art/wdh)
