Menurut Bahlil, pembangunan pabrik metanol akan menjadi bagian dari proyek hilirisasi gas agar seluruh bahan campuran biodiesel dapat diproduksi di dalam negeri.

“Supaya semua campuran bahan-bahan antara CPO dan metanol dianggap semuanya adalah produksi dalam negeri. Ini yang kita dorong,” tambahnya.

Saat ini tim Kementerian ESDM sudah mulai melakukan pengujian B50 pada berbagai moda transportasi dan alat berat.

“Tim saya sekarang sudah mulai masuk pengujiannya tahap ke 4. Insyaallah tahun ini sudah diuji di kereta, alat berat, kapal, dan mobil. Kalau sudah diteruskan, insyaallah semester II-2026 kita akan launching untuk B50,” kata Bahlil.

Sebelumnya, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani mengatakan rangkaian uji coba B50 itu telah rampung. Belakangan, kata Eniya, kementeriannya tengah mendorong perluasan uji coba pada kendaraan roda empat atau mobil.

Eniya memproyeksikan Indonesia membutuhkan tambahan produksi 4 juta kiloliter (kl) fatty acid methyl ester (FAME) untuk menjalankan mandatori biodiesel B50 pada 2026.

Dia menjelaskan saat ini total produksi biodiesel untuk memenuhi kebutuhan B40 berada sekitar 15,7 juta kl. Untuk B50, Eniya memprediksi program tersebut akan menghabiskan biodiesel sekitar 19 hingga 20 juta kl.

Dengan begitu, Indonesia membutuhkan tambahan produksi sekitar 4 juta kl FAME untuk menjalankan B50.

(art/wdh)