Ilena Peng dan Mumbi Gitau- Bloomberg News

Bloomberg, Harga kopi arabika kembali melemah di New York untuk hari kedua berturut-turut setelah prakiraan cuaca menunjukkan akan turunnya hujan di Brasil, yang meredakan kekhawatiran pasokan. Sementara itu, pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva memunculkan harapan perbaikan hubungan dagang kedua negara.

Kedua pemimpin tersebut pada Senin (6/10/2025) melakukan pembicaraan panjang pertama mereka sejak AS memberlakukan tarif terhadap negara produsen kopi terbesar dunia tersebut dan sepakat untuk segera bertemu langsung.

Di saat bersamaan, curah hujan yang diperkirakan turun di wilayah sentra produksi Brasil meredakan kekhawatiran bahwa kekeringan belakangan ini dapat menekan hasil panen musim berikutnya. Kontrak arabika paling aktif sempat turun hingga 2,4% di New York pada Selasa, memperpanjang pelemahan dari sesi sebelumnya.

Harga kopi sempat melonjak bulan lalu akibat kekhawatiran bahwa kekeringan di Brasil dan tarif ekspor terhadap biji kopi negara tersebut akan menghambat upaya pengisian kembali stok global yang menipis. Persediaan kopi di gudang bursa kini berada di level terendah sejak Maret 2024. Ekspor biji kopi hijau pada Agustus 2025 turun 2% dibandingkan tahun sebelumnya, dipimpin oleh penurunan tajam 18,5% pada pengiriman dari Brasil, menurut laporan Organisasi Kopi Internasional (ICO) pada Senin.