Logo Bloomberg Technoz

Dia menegaskan bahwa pejabat The Fed perlu berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.

Kebijakan moneter yang lebih longgar umumnya menguntungkan aset tanpa imbal hasil seperti tembaga, sekaligus melemahkan dolar AS yang menjadi mata uang acuan perdagangan logam tersebut.

“Siklus penurunan suku bunga The Fed, meskipun terjadi di tengah kondisi ekonomi yang masih relatif kuat, seharusnya menjadi sentimen positif bagi harga komoditas,” tulis analis Jefferies Financial Group Inc., Christopher LaFemina, dalam sebuah catatan.

Namun, dia menambahkan, terdapat risiko lonjakan harga komoditas yang bersifat inflasioner dan dapat membebani perekonomian.

Sektor tembaga juga menghadapi tekanan pasokan akibat gangguan di sejumlah tambang besar, termasuk di Grasberg, Indonesia, tambang tembaga terbesar kedua di dunia.

Freeport-McMoRan Inc. bulan lalu menetapkan status force majeure setelah terowongan bawah tanah tambang tersebut terendam lumpur, dan perusahaan memangkas proyeksi produksinya.

Harga tembaga naik 0,7% menjadi US$10.785,50 per ton pada pukul 10:23 pagi waktu Singapura.

Sebagian besar logam dasar lainnya bergerak datar atau sedikit melemah. Harga bijih besi turun 0,3% ke US$103,60 per ton. Aktivitas perdagangan diperkirakan menurun karena libur nasional di China.

(bbn)

No more pages