Logo Bloomberg Technoz

Impor BBM Belum Diserap Shell dkk, Pertamina Dinilai Rawan Merugi

Redaksi
01 October 2025 11:30

Sebuah kapal tanker minyak sedang berlabuh di fasilitas PT.Pertamina di Pelabuhan Tanjung Priok./Bloomberg-Dimas Ardian
Sebuah kapal tanker minyak sedang berlabuh di fasilitas PT.Pertamina di Pelabuhan Tanjung Priok./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pakar energi memandang PT Pertamina (Persero) berisiko mengalami kerugian jika sisa impor bahan bakar minyak (BBM) dasaran atau base fuel tahap pertama sebanyak 60.000 barel, dari total 100.000 barel kargo, tak kunjung dibeli oleh operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta selain Vivo.

Pakar energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi berpendapat kerugian tersebut berpotensi timbul akibat sudah terdapat modal dan biaya yang dikeluarkan Pertamina untuk mengimpor base fuel tahap pertama tersebut.

Fahmy menjelaskan, dalam skala kecil–menengah, terdapat perputaran kas yang terganggu sebab modal yang dikeluarkan untuk mengimpor BBM tidak bisa kembali dalam waktu cepat gegara SPBU swasta masih belum membeli bensin tersebut.


Nah, kalau ada 60.000 barel yang belum terserap, itu biaya yang terbenam di 60.000 itu besar sekali, termasuk uang, kan dia beli berapa ini ya, itu kan mandek. Nah, itu juga ada cost-nya juga, sehingga bebannya itu akan makin berat,” kata Fahmy ketika dihubungi, Rabu (1/10/2025).

Kapal Floating Storage and Offloading (FSO) Pertamina Abherka milik PT Pertamina International Shipping (PIS). (Dok. Pertamina International Shipping)

Biaya Penyimpanan