Logo Bloomberg Technoz

Sinyal The Fed dan Kerumitan Baru di tengah Ekonomi yang Melambat

Ruisa Khoiriyah
15 June 2023 22:22

Jerome Powell Ketua The Fed (Samuel Corum/Bloomberg)
Jerome Powell Ketua The Fed (Samuel Corum/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Vonis itu akhirnya jatuh Rabu dini hari waktu Indonesia dengan hasil sesuai prediksi pelaku pasar, yakni bunga acuan Federal Reserve dipertahankan. Akan tetapi, sinyal hawkish baru juga muncul dan memicu kegelisahan anyar perihal arah bunga acuan global di sisa tahun ini.

Sinyal hawkish dari Federal Reserve, bank sentral Amerika, Rabu malam, semakin memupus peluang Bank Indonesia (BI) memangkas bunga acuan yang dibutuhkan untuk mendorong perekonomian domestik yang mulai dibebani perlambatan.

Federal Reserve, bank sentral paling berpengaruh di dunia, memutuskan menahan bunga acuan untuk pertama kalinya Juni ini, setelah melangsungkan serial pengetatan moneter tanpa henti selama 15 bulan terakhir. Jeda kenaikan bunga Juni ini memang sudah diprediksi oleh pasar.

Pergerakan Bunga The Fed atau fund rate. (dok Bloomberg)

Akan tetapi, dalam pengumuman keputusan hasil Federal Open Meeting Committe (FOMC) tadi malam, Ketua Fed Jerome Powell juga memberi pernyataan gamblang bahwa kenaikan bunga Fed kemungkinan masih akan bisa terjadi dua kali lagi di sisa tahun. 

Itu tidak terlepas dari penilaian The Fed bahwa inflasi di AS masih akan kuat, terutama inflasi inti. The Fed cenderung lebih optimistis terhadap daya tahan perekonomian negeri Paman Sam, dengan mengerek proyeksi pertumbuhan tahun ini dari 0,4% menjadi 1,1%.