Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu, ambivert lebih fleksibel. Ambivert bisa menyesuaikan diri dengan suasana ramai seperti ekstrovert, namun juga bisa menikmati kesendirian pasif ala introvert. Mereka tidak mengalami kesulitan berarti saat harus menyesuaikan diri dalam kelompok maupun saat menyendiri.

“Ambivert itu fleksibel. Bisa dua-duanya, masuk ke kelompok enggak masalah, menyendiri pun enggak masalah. Bedanya dengan otrovert, ambivert bisa enjoy dalam kondisi apa pun,” ujar Veronica.

Menurutnya, setiap tipe kepribadian memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing. Berikut ringkasannya:

Introvert: Plusnya adalah menjadi pengamat yang mendalam, reflektif, dan analitis. Minusnya, sering kali kurang luwes dalam membangun relasi sosial luas.

Ekstrovert: Plusnya ramah, luwes, mampu mencairkan suasana, dan punya pergaulan luas. Minusnya, cenderung kurang mendalam dalam mendengarkan atau mengamati.

Ambivert: Plusnya fleksibel, bisa menyesuaikan diri di berbagai situasi. Minusnya, kadang bingung dengan identitas dirinya sehingga terasa “setengah-setengah” dan kurang mendalami sisi tertentu.

Otrovert: Plusnya mandiri, punya prinsip kuat, serta otonom dalam emosi dan pikiran. Minusnya, sering kesulitan menyesuaikan diri dengan aturan kelompok atau norma sosial yang menuntut keseragaman.


Veronica menegaskan, kelemahan setiap tipe bukanlah kekurangan mutlak, melainkan tantangan yang perlu dikelola. “Semua negatif itu sebenarnya tantangan. Orang introvert misalnya perlu melatih keterampilan sosial, ekstrovert perlu belajar mendalam, ambivert harus menemukan keseimbangan, dan otrovert perlu belajar menyesuaikan diri dengan norma kelompok,” katanya.

(dec/spt)

No more pages