Logo Bloomberg Technoz

Impor Barang Modal Membengkak Meski Kinerja Manufaktur Lesu

Wike Dita Herlinda
15 June 2023 12:44

Pekerja mengemas Tolak Angin sachet di pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul di Semarang, Jawa Tengah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pekerja mengemas Tolak Angin sachet di pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul di Semarang, Jawa Tengah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz,  Jakarta – Impor barang modal pada Mei 2023 terpantau melonjak signifikan, berbanding terbalik dengan laporan kinerja manufaktur di Indonesia yang tercatat kian melemah pada bulan yang sama. Barang modal, padahal, merupakan kelompok barang yang dibutuhkan untuk ekspansi industri di dalam negeri. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan secara bulanan atau month to month (mtm) terhadap impor barang modal mencapai 66,03%, disusul kelompok barang konsumsi yang naik 47,96%, serta bahan baku/penolong 31%.

Adapun, nilai impor secara kumulatif pada Mei menembus US$21,28 miliar atau melonjak 38,65% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Perinciannya, impor bahan baku/penolong senilai US$15,31 miliar; barang modal US$3,90 miliar; dan barang konsumsi US$2,07 miliar. 

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edi Mahmud mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, siklus kenaikan impor memang hampir selalu terjadi setelah bulan periode libur Idulfitri – yang tahun ini jatuh pada April.

“Secara tahunan [year on year/yoy] nilai impor meningkat untuk seluruh jenis penggunaan. Impor barang modal mengalami kenaikan tertinggi,” ujarnya saat konferensi pers Neraca Perdagangan Mei 2023, Kamis (15/6/2023).