Logo Bloomberg Technoz

Lebih lanjut, Erani juga memastikan IBC telah menunjuk direktur utama baru setelah mantan pimpinannya Toto Nugroho tidak menjabat akibat terjerat kasus korupsi minyak Pertamina yang sedang diusut di Kejaksaan Agung. Namun, dia enggan mengungkapkan nama sosok pimpinan baru holding BUMN sektor baterai tersebut.

“Sepertinya sudah, [ada direktur utama baru] IBC ya,” pungkas dia.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menegaskan masalah di pucuk pimpinan IBC tidak memengaruhi rencana proyek ekosistem baterai yang digagas pemerintah, termasuk Proyek Titan.

“Komitmen Pelaksanaan Kegiatan Investasi, kan dalam rangka joint venture. Ini kan tetap jalan, walaupun itu [IBC] kan sudah ada dirut yang baru juga, yang melanjutkan ini, yang melanjutkan kegiatan,” ungkap Yuliot saat dimintai konfirmasi, akhir pekan lalu.

Sayangnya, Yuliot tidak mengungkapkan siapa nama pimpinan baru IBC tersebut. Perwakilan IBC juga belum memberikan tanggapan saat dimintai konfirmasi.

IBC belum lama ini mengklaim rencana bisnis perseroan tak terpengaruh meskipun posisi direktur utama masih kosong. Dalam kaitan itu, rapat umum pemegang saham (RUPS) pun telah diagendakan untuk memilih pimpinan baru usai ditinggalkan Toto Nugroho.

Vice President (VP) Investor Relations IBC Marvin Reinhart menjelaskan seluruh proses investasi perusahaan masih berjalan dan saat ini tengah fokus mempersiapkan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) terintegrasi yang digarap bersama konsorsium Huayou alias Proyek Titan.

“Jadi RUPS sendiri sedang dijadwalkan, insyallah segera. Memang untuk proses administrasi dan GCG [good corporate governance], so far sih, balik lagi, kami berusaha untuk mengikuti administrasi yang diletakkan,” kata Marvin kepada awak media di sela International Battery Summit, dikutip Rabu (6/8/2025).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya menargetkan Proyek Titan garapan konsorsium Huayou dan IBC rampung pada akhir 2027.

Awalnya, pemimpin konsorsium proyek ini adalah LG Energy Solution Ltd. (LGES) yang awal tahun ini didepak pemerintah lantaran berlarut-larutnya rencana investasi. Huayou kemudian mengambil alih posisi pimpinan konsorsium untuk melanjutkan proyek.

Hampir serupa dengan Proyek Dragon besutan CATL-IBC yang baru diresmikan pemerintah, Proyek Titan  juga dirancang sebagai ekosistem baterai terintegrasi dari hulu ke hilir, mulai dari tambang, fasilitas pengolahan nikel HPAL, prekursor, katoda, hingga pabrik sel baterai dan fasilitas daur ulang.

Namun, hingga kini, posisi dan porsi Indonesia dalam proyek tersebut masih belum final. Bahlil sebelumnya menjelaskan bahwa BUMN melalui IBC memegang kendali 51% di lini hulu proyek tersebut.

Akan tetapi, di lini antara dan hilir, porsi Indonesia kembali turun ke angka 30%. Pemerintah saat ini tengah berupaya menegosiasikan peningkatan kepemilikan di lini hilir BUMN di Proyek Titan melalui partisipasi Danantara.

(azr/wdh)

No more pages