Model cuaca eksperimental berbasis kecerdasan buatan dari Google DeepMind bahkan memprediksi sistem ini akan berkembang menjadi badai besar Kategori 4 pada Senin pagi saat mendekati Selat Luzon. Meski badai akan melemah dalam perjalanannya ke China, ia tetap berstatus super topan ketika mendekati Hong Kong.
Dalam skala Saffir-Simpson, badai Kategori 4 memiliki kecepatan angin berkelanjutan antara 209 hingga 251 kilometer per jam. Sementara itu, Observatorium Hong Kong mendefinisikan super topan sebagai badai dengan kecepatan angin berkelanjutan minimal 185 kilometer per jam.
Biro cuaca Hong Kong memperkirakan badai akan mencapai status super topan setelah melintasi Selat Luzon, meski hingga kini belum ada prakiraan resmi mengenai jalurnya setelah Selasa.
Ancaman badai ganda ini datang hanya beberapa minggu setelah Hong Kong dilanda hujan dengan curah tertinggi dalam sejarah, yang sempat menguji ketahanan sistem pertahanan banjir kota. Terakhir kali wilayah ini diterpa super topan adalah pada September 2023, ketika Topan Saola membawa angin destruktif dan kerusakan luas.
(bbn)




























