Logo Bloomberg Technoz

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin sudah menyoroti kejadian merebaknya wabah campak di Eropa dan Amerika sejak Mei 2025. Menurutnya saat itu, kejadian yang terjadi di Amerika karena masyarakat banyak yang tidak percaya vaksinasi. 

Untuk itu, Menkes Budi juga selalu mengingatkan masyarakat untuk tidak takut vaksin dan termakan pemberitaan yang tidak benar atau hoax.

“Nah itu yang saya minta tolong wartawan untuk bantu jelaskan, karena campak ini penyakit yang paling menular, campak ini mematikan, campak ini vaksinnya udah ada, memang ya teman-teman juga merasakan kan waktu covid banyak juga yang berita-berita yang bilang jangan vaksinasi, vaksin ini masukin chip, ada bahaya buat orang-orang, itu kan berita yang nggak benar,” ujar Menkes Budi di DPR, Senin (15/9) kemarin.

“Jadi saya minta tolong bantuan media-media formal untuk bantulah selamatkan nyawa-nyawa anak-anak kita,” tambahnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menuturkan, bahwa meningkatnya kasus Campak di beberapa wilayah di Eropa dan Amerika dikarenakan karena tidak vaksinasi.

Sebagian masalahnya berasal dari banyaknya anak yang melewatkan vaksinasi akibat pandemi Covid-19 dan kemudian melewati usia imunisasi, jelas Ephrem Lemango, kepala imunisasi global UNICEF, kepada wartawan dalam panggilan pers.

Studi tersebut menemukan bahwa jumlah anak yang sma sekali belum divaksinasi (“zero-dose children”) meningkat sebanyak 74.000 pada 2024 menjadi 238.000 di wilayah Eropa WHO.

Sementara itu di Inggris, yang tidak termasuk dalam studi wilayah WHO, data terpisah menunjukkan tingkat vaksinasi anak untuk campak adalah 89% untuk dosis pertama dan 85% untuk dosis kedua. Seorang anak baru-baru ini meninggal di Inggris setelah tertular campak, menurut laporan media termasuk The Sunday Times akhir pekan lalu.

Wabah di AS

Amerika Serikat juga menghadapi wabah campak, dengan jumlah kasus pada tahun 2025 telah mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga dekade. Sebagian besar kasus terjadi pada orang yang tidak divaksinasi. Robert F. Kennedy Jr., pejabat kesehatan tertinggi AS, beberapa kali meremehkan ancaman campak.

Tahun ini juga terjadi pengurangan besar dalam pendanaan kesehatan global setelah Presiden AS Donald Trump memangkas dukungan untuk program-program penting. Negara-negara lain juga mulai mengurangi pembiayaan untuk bantuan pembangunan.

“Pemotongan bantuan yang drastis, ditambah dengan misinformasi tentang keamanan vaksin, mengancam untuk menghapus kemajuan puluhan tahun,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pernyataannya.

(spt)

No more pages