Trump mengatakan serangan itu "menewaskan tiga teroris pria yang beraksi." Ia mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin malam bahwa AS siap menyerang kartel narkoba di darat maupun di laut.
BE WARNED — IF YOU ARE TRANSPORTING DRUGS THAT CAN KILL AMERICANS, WE ARE HUNTING YOU! The illicit activities by these cartels have wrought DEVASTATING CONSEQUENCES ON AMERICAN COMMUNITIES FOR DECADES, killing millions of American Citizens. NO LONGER. pic.twitter.com/XHTDpWp6h7
— The White House (@WhiteHouse) September 15, 2025
Trump memerintahkan serangan itu sekitar dua pekan setelah militer AS mengatakan telah menewaskan 11 orang dalam serangan terhadap kapal yang juga diduga membawa narkoba dari Venezuela. Serangan ini meningkatkan ketegangan AS dengan Venezuela dan memicu protes dari beberapa negara tetangga di Amerika Latin.
Kritik juga datang dari dalam negeri oleh pakar hukum dan beberapa anggota Kongres, yang berpendapat bahwa AS tidak dalam ancaman langsung dan serangan itu mungkin ilegal karena orang-orang di kapal itu bukan kombatan militer, serta AS dan Venezuela tidak sedang berperang.
Serangan terbaru ini hampir pasti akan menimbulkan pertanyaan serupa. Dalam video yang diunggah Trump ke media sosial pada Senin, kapal tersebut tampak tidak bergerak. Juga tidak ada indikasi ke mana arah kapal tersebut. Pejabat pemerintah Venezuela belum membalas pertanyaan untuk memberi komentar mengenai isu ini.
Sebelumnya pada Senin, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan serangan pertama itu merupakan "kejahatan keji" dan menuduh AS mencoba mendorong negaranya ke dalam perang. AS telah mengerahkan beberapa kapal perang dan sekitar 4.000 pelaut dan marinir ke perairan di lepas pantai Venezuela, juga memindahkan beberapa jet tempur F-35 ke Puerto Rico.
"Skala pengerahan dan ambisi pemerintah menunjukkan mereka ingin melakukan hal besar, mungkin dengan menyebabkan perpecahan internal rezim," kata Risa Grais-Targow, yang memimpin liputan Venezuela untuk Eurasia Group. "Namun, tampaknya ada sedikit ketidaksesuaian antara target dan yang mereka kerahkan."
Pejabat pemerintahan Trump membela strategi tersebut, di mana presiden menyebut serangan sebelumnya sebagai tindakan militer. Dalam surat kepada Kongres, ia berargumen bahwa hal itu "sesuai dengan tanggung jawab saya untuk melindungi warga dan kepentingan AS di luar negeri, serta untuk mendukung kepentingan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS."
"Yang perlu dimulai adalah beberapa kapal ini perlu dihancurkan," kata Menteri Luar Negeri Marco Rubio kepada wartawan di Yerusalem pada Senin. "Kita tidak bisa hidup di dunia di mana mereka tiba-tiba berbalik arah, sehingga kita tidak bisa menyentuh mereka lagi."
Dalam unggahan media sosial pada Senin, Trump mengatakan kartel narkoba telah menimbulkan "KONSEKUENSI YANG MENGERIKAN" bagi warga AS. AS. lanjutnya, sedang "memburu" siapa pun yang mengangkut narkotika mematikan. Trump mengatakan serangan sebelumnya dan serangan pada Senin terjadi di perairan internasional.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan melalui unggahan di X bahwa teroris narkotika adalah "musuh AS" dan mengisyaratkan mengenai tindakan selanjutnya. Dia mengatakan AS "akan melacak mereka, membunuh mereka, dan menghancurkan jaringan mereka di seluruh belahan bumi kita—pada waktu dan tempat yang kita pilih."
(bbn)

































