Logo Bloomberg Technoz

Pertamina Dinilai Tak Kuat Sokong SPBU Swasta, RI Perlu Impor BBM

Azura Yumna Ramadani Purnama
08 September 2025 09:50

Suasana di SPBU Shell di Jalan DR. Satrio, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Suasana di SPBU Shell di Jalan DR. Satrio, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pakar industri migas memprediksi impor bahan bakar minyak (BBM) Indonesia akan mencapai sekitar 660.000 barel per hari (bph) untuk memenuhi kebutuhan sebanyak 1,5 juta juta barel, lantaran kilang milik PT Pertamina (Persero) dinilai baru mampu memproduksi BBM sekitar 840.000 bph.

Hal tersebut merespons arahan pemerintah agar badan usaha (BU) hilir migas membeli BBM dari Pertamina, dalam rangka mengatasi keterbatasan pasokan bensin RON 92 dan 95 di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.

Direktur Utama Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) Hadi Ismoyo berpendapat kapasitas kilang Indonesia setelah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau ekspansi Kilang Balikpapan rampung dikerjakan memang diyakini meningkat menjadi 1,2 juta bph.


Pun demikian, jumlah produk BBM yang bisa dihasilkan diprediksi tidak sebesar itu, lantaran terdapat faktor rendemen; yaitu perbandingan antara minyak mentah yang masuk ke kilang dengan produk BBM yang keluar. 

Kondisi CDU IV Kilang Balikpapan usai padam (Dok. Kilang Pertamina Internasional)

Hadi memprediksi, dengan asumsi rendemen kilang rata-rata 70%, maka dari kapasitas 1,2 juta barel tersebut, Indonesia hanya mampu menghasilkan sekitar 840.000 barel BBM per hari.