Logo Bloomberg Technoz

BBM Shell, BP Seret: Diduga Efek Wacana Stop Impor dari Singapura

Redaksi
05 September 2025 09:30

Petugas menginformasikan stok BBM di SPBU Shell, Jln. DR. Satrio, Jakarta, Rabu (27/8/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Petugas menginformasikan stok BBM di SPBU Shell, Jln. DR. Satrio, Jakarta, Rabu (27/8/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kekosongan stok bensin RON 92 dan 95 di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta—termasuk milik Shell Indonesia dan BP-AKR — akhir-akhir ini diduga merupakan imbas dari wacana pemerintah menyetop impor migas dari Singapura dan menggesernya ke Amerika Serikat (AS).

Ekonom energi dari Universitas Padjadjaran Yayan Satyakti menyebut saat ini pemerintah tengah melakukan due diligence kebijakan impor migas, termasuk bahan bakar minyak (BBM), agar tidak menjadi beban tambahan bagi fiskal negara.

Terlebih, pemerintah sudah memiliki rencana untuk merealokasi impor minyak mentah dan BBM dari Singapura ke AS, menyusul adanya kesepakatan tarif dengan Presiden Donald Trump.


Tak ayal, lanjutnya, kebijakan pemberian izin impor migas pun dilakukan secara lebih hati-hati atau prudent, termasuk dengan memperpendek durasi dari satu tahunan menjadi enam bulanan.

“Inventarisasi ini termasuk kemungkinan impor BBM dari Singaporean Hub seperti [BP-AKR dan Vivo]. Akan tetapi, saat ini pemerintah akan menggeser transisi impor ke US Hub karena Trump Deal [kesepakatan tarif dengan AS],” kata Yayan saat dihubungi, Jumat (5/9/2025). 

Kapal tanker minyak Qiu Chi berlabuh di dekat tangki penyimpanan Oiltanking Singapore Ltd di Singapura./Bloomberg-Munshi Ahmed